OBSESSIONNEWS.COM (07/06/2022) | Memiliki pengalaman selama 23 tahun berkecimpung di bidang Sumber Daya Manusia (SDM) dan Human Resources, Kemal Sudiro merupakan sosok yang ingin terus belajar. Berkat kecintaan dengan dunia SDM dan background pendidikannya di ranah keuangan, pria yang menyandang gelar Bachelor of Commerce (Bcomm.) in Finance Degree dari Bond University, Australia ini ternyata pernah bergelut di dunia Perbankan.

Menilik perjalanan kariernya kala itu, ia memilih bank Danamon sebagai salah satu perusahaan perbankan dengan karyawan terbanyak di Tanah Air. Selain tertarik dengan bidang keuangan dan sumber daya manusia, Kemal juga selalu ingin berkecimpung di bidang yang membuat dirinya merasa tertantang. Salah satunya adalah menggeluti dunia konsultan di ACCENTURE.

“Saya kalau bekerja itu pilih yang senang, karena saya percaya kalau kita senang dengan pekerjaan kita pasti akan membuahkan hasil luar biasa dengan seizin Allah tentunya,” ujar Kemal dikutip dari Majalah Men’s Obsession edisi CFO Tangguh 2022, Selasa (7/6/2022).

Menapaki karier di Perum Perhutani sejak tahun 2019, mulanya ia menjabat sebagai Direktur Sumber Daya Manusia, Umum, dan IT. Berbekal pengalaman yang dimiliki, ia pun sukses membawa segudang inovasi. Baik dari ranah SDM hingga teknologi digital untuk memudahkan proses pemantauan kondisi di berbagai tempat seperti tempat wisata yang dikelola, hingga gudang penyimpanan.

Di sisi lain, selama menjabat sebagai Direktur Keuangan, salah satu inovasi yang dibuatnya adalah transformasi di bidang keuangan, seperti implementasi Enterprise Resource Planning (ERP). Transformasi tersebut memosisikan divisi keuangan menjadi mitra dengan berbagai bidang lain. Seperti keuangan sebagai mitra dan berkolaborasi dengan semua pemegang proses bisnis diPerhutani, yakni bidang Komersial, SDM & Umum, Operasi dan Perhutanan Sosial, serta bidang Perencanaan.

Kemal juga rutin melakukan monitoring bulanan melalui program Business Performance Review (BPR), manajemen pengelolaan dan progress pemecahan masalah melalui Pending Metters, serta penggunaan sistem ERP FICO (Financial & Cost Controlling) yang mencatat proses bisnis keuangan sampai dengan satuan unit kerja terkecil di Perhutani untuk memastikan control, efficient, and effectiveness dari penggunaan anggaran di Perhutani.

“Salah satu contohnya ketika ada satu daerah angkanya merah yang berarti pengeluaran lebih tinggi daripada pemasukan. Setelah berdiskusi diketahui bahwa ketika musim hujan proses mengeluarkan kayu ongkosnya jadi dua kali lipat, karena kendaraan terhalang lumpur yang mengakibatkan penambahan biaya. Kami kemudian berkoordinasi, saya approach direktorat operasional, apakah mungkin tempatnya diubah. Koordinasi dengan tim perencanaan dan komersil, agar bisamenekan angka pengeluaran tersebut. Begitu pula saat pandemi, ketika barang siap kirim ternyata di pelabuhan ada penutupan di negara pembeli. Untuk mengatasi kendala penyimpanan barang kami pun aktif berkolaborasi dengan pihak terkait,” ujar pria kelahiran 1 Mei 1965 ini.

Ketika membahas gaya kepemimpinan, ia menjelaskan, “Di divisikami, saya tidak melihat tua dan muda. Ada yang namanya gaya milenial, yakni kolaboratif. Masalah pasti ada, tapi dua tahun terakhir ketika pandemi, ada tiga disrupsi. Pertama teknologi, kedua milenial, ketiga pandemi. Di sinilah pentingnya kolaborasi, sehingga dapat tetap menghasilkan dan bermanfaat.”

Di bawah kepemimpinannya sebagai Direktur Keuangan, Perum Perhutaniberhasil mencatatkan hasil positif. Angka unaudit capaian pada tahun 2021 sebesar Rp4,71 triliun. Sedangkan pada tahun 2022, perusahaan memiliki target RKAP untuk pendapatan sebesar Rp5,74 triliun dan sampai dengan triwulan I tahun 2022 telah tercapai sebesar Rp1,25 triliun atau 21,4% dari target RKAP tahun 2022.

Bila dibandingkan periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp874,44miliar, maka angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 42,7%. Capaian pendapatan terbesar bersumber dari pendapatan kayu tebangan dan hasil hutan lainnya.

Sementara, laba bersih konsolidasian perusahaan sampai dengan triwulan I 2022 tercatat sebesar Rp186,66 miliar. Laba tahun berjalan tersebut mencapai 37,2% bila dibandingkan dengan RKAPtahun 2022 sebesar Rp502,16 miliar. Bila dibandingkan dengan periode yangsama tahun 2021, angkanya mengalami kenaikan sebesar 90,8% atau Rp88,8 miliar. Hal ini disebabkan, karena adanya kenaikan pendapatan hingga triwulan I 2022.

“Angka capaian laba unaudit pada tahun 2021 Perum Perhutani sebesarRp427,95 miliar,” ucapnya.

Sampai dengan Triwulan I tahun 2022, entitas induk mencatatkan labasebesar Rp186,42 miliar atau mencapai 41% dari target RKAP tahun 2022 sebesar Rp454,52 miliar. Dibanding laba pada periode yang sama tahun 2021sebesar Rp101,06 miliar, angka tersebut mengalami kenaikan sebesar 84,5% atau setara Rp85,36 miliar. Peningkatan ini dikarenakan percepatan produksi dan penjualan sehingga profitabilitas usaha menjadi lebih baik.

Sukses membawa beragam inovasi baru untuk perusahaan, tak ayal berbagai penghargaan berhasil diraih. Sebut saja Top CFO in Finance Transformation kategori BUMN NonKeuangan dengan aset lebih dari 15 triliun dalam acara Top BUMN Awards 2021 yang diselenggarakan Bisnis Indonesia.

Kemudian, pada November 2021 Perhutani terpilih sebagai juara ketiga Lelang Award untuk Kategori Lelang Noneksekusi Wajib yang diberikan kepada pengguna jasa yang memiliki aspek produktivitas lelang, pokok lelang, dan PNBP lelang terbaik dari Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan RI dalam acara Apresiasi Pengelolaan Kekayaan Negara. Satu bulan kemudian, pada Desember 2021 Perum Perhutani memperoleh penghargaan dari Majalah Investor sebagai BUMN Terbaik 2021 kategori Bidang Non-Keuangan Sektor Perkebunan, Perikanan dan Penunjang Pertanian pada ajang penghargaan Tokoh Finansial Indonesia & BUMN Terbaik 2021. (Indah/MO/Poy)

Sumber : obsessionnews.com

Tanggal : 07 Juni 2022