Laba sebelum pajak BUMN di lingkungan Kehutanan Perum Perhutani tahun lalu mencapai Rp329 miliar, naik 54,07 persen dari tahun sebelumnya. Dengan pencapaian peningkatan laba ini, kata Menteri Negara BUMN, Mustafa Abubakar, target laba BUMN ini pada tahun 2011 diharapkan lebih besar dari capaian tahun lalu.
Menteri mengakui, pencapaian target laba BUMN di lingkup kehutanan ini dihadapkan pada berbagai tantangan yang berat karena munculnya produk substitusi, seperti rotan, plastik, dan metal.
Selain itu, menurut dia, produk kayu olahan dari kayu jati Perhutani juga mendapat tantangan dari produk serupa dari Brasil, Myanmar, dan Malaysia. “Sebagian besar produk mereka bahkan telah mengantungi sertifikat,” kata Mustafa sebelum launching logo baru Perum Perhutani, kemarin.
Di sisi lain, tegas Mustafa, Perhutani juga harus memperbaiki berbagai hal yang membuat operasi dan kinerja perusahaan masih kurang optimal.
Dia mengatakan, realiasasi investasi BUMN ini tahun 2010 hanya mencapai Rp 82 miliar atau 32 persen dari Rencana Kerja Anggaran Perusahaan. Di samping itu, katanya, masih ada aset yang belum berproduksi dan belum optimalnya inisiatif sistem pengelolaan dokumen kawasan hutan dan tanah perusahaan yang bersertifikat.
Menteri mengakui, keberadaan Perhutani di provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur telah memberi dampak positif terhadap upaya mempertahankan daya dukung lingkungan. Apalagi, BUMN ini mengelola areal seluas 2,4 juta hektar atau 24 persen dari luas hutan di Jawa dan Madura.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Pengawas Perum Perhutani, Muslimin Nasution, mengatakan perusahaan ini memiliki potensi yang sangat untuk menunjang keberhasilan program ketahanan pangan pemerintah.
Muslimin Nasution juga meminta dukungan Menneg BUMN memaksimalkan sinergitas BUMN mencapai ketahanan pangan.
Menurutnya, Perum Bulog yang juga di bawah Kemeneg BUMN memiliki 4.500 gudang dan 4.500 kios untuk dukung penyediaan pangan. “Kita nggak usah lama, jika lusa semuanya siap termasuk dana, kita jalan, apalagi ada rencana kumpulkan pakar pangan untuk wujudkan lumbung pangan itu.”
Sementara itu, Plt Dirut Perhutani, Haryono Kusumo, mengatakan rendahnya realisasi investasi tahun lalu karena ada beberapa investasi yang sifatnya kegiatan tahun jamak (multiyears), seperti investasi industri kayu lapis (plywood).
Soal pangan, Haryono menyatakan pihaknya bisa berkontribusi terhadap ketersediaan pangan sampai 850 ribu ton.
“Mulai 2011 kami mencoba masuk ke industri pengolahan pangan alternatif non beras, yakni tepung ketela, tepung jagung, dan tepung sorgum. Dari total rencana investasi dan kegiatan penyediaan bahan pangan 2011 diperkirakan bisa menyerap 701 ribu tenaga kerja,” kata Haryono.
Nama Media : HARIAN TERBIT
Tanggal : Kamis, 03 Maret 2011 hal 6
Penulis : Fenty