REPUBLIKA.CO.ID (25/3/2017) | Pemerintah Kabupaten Madiun, Jawa Timur, mulai serius mengembangkan potensi agrowisata di lereng Gunung Wilis.

“Pengembangan destinasi wisata di Kabupaten Madiun serta agrowisata di lereng Gunung Wilis akan digarap serius. Itu menjadi salah satu program prioritas daerah Kabupaten Madiun 2018,” ujar Bupati Madiun Muhtarom kepada wartawan di Madiun, Sabtu (25/3).

Menurut dia, banyak wilayah desa di Kabupaten Madiun yang berada di lereng Gunung Wilis yang memiliki potensi wisata dan agrowisata yang dapat digarap, di antaranya yang terdapat di Kecamatan Kare, Dagangan, dan juga Wungu.

Konsep wisata yang akan dikembangkan di daerah tersebut adalah wisata alam dan desa wisata dengan melibatkan warga desa setempat sebagai pengelolanya yang wilayah desanya memiliki potensi.

Objek wisata yang mulai dikembangkan adalah wisata alam Air Terjun Seweru di Desa Kare, Kecamatan Kare; Air Terjun Denu di Desa Kepel, Kecamatan Kare; Air Terjun Seloaji di Desa Randualas, Kecamatan Kare; Air Terjun Coban Kromo di Desa Bodag, Kecamatan Kare; dan Air Terjun Banyu Lawe di Desa Kepel, Kecamatan Kare.

Selain itu juga pengembangan desa wisata di Desa Brumbun, Kecamatan Wungu; Agrowisata Kebun Kopi Kandangan di Kecamatan Kare, dan desa wisata serta agrowisata Nongko Ijo di Desa Kare, Kecamatan Kare. “Pengembangan tersebut perlu dilakukan. Selain untuk mendongkrak tingkat kunjungan wisata dan pendapatan daerah, pengembangan potensi wisata tersebut juga untuk meningkatkan kesejahteraan warga desa sekitar,” kata Bupati.

Adapun salah satu agrowisata yang mulai banyak dikunjungi warga Madiun dan sekitarnya adalah Hutan Wisata Nongko Ijo di Desa Kare, Kecamatan Kare. Lokasinya terdapat di hutan pinus milik lahan Perhutani.

Di lokasi tersebut, pengunjung bisa menikmnati pemandangan hutan pinus yang sejuk, agrowisata petik kakao dan cengkih saat sedang musim, dan susur sungai atau tubing di Sungai Catur. “Meski baru dibuka sekitar satu tahun terakhir, Nongko Ijo sudah banyak dikunjungi wisatawan. Baik dari Madiun dan wilaayah sekitar,” ungkap pengelola Nongko Ijo, Endra Dwi Cahya.

Saat akhir pekan, jumlah pengunjung bisa mencapai lebih dari 5.000 orang. Para pengunjung biasanya suka menikmati keasrian hutan pinus sambil makan makanan yang banyak disediakan oleh warung dengan menu makanan khas desa ataupun menyusuri Sungai Catur atau tubing.

Pihak penglola yang merupakan warga desa setempat sangat mendukung rencana Pemkab Madiun untuk mengembangkan agrowisata Nongko Ijo sebab sebagai lokasi yang baru buka, objek tersebut masih banyak butuh pembangunan untuk melengkapi fasilitas umumnya. “Hal itu tentu saja untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan,” kata Endra.

Sumber: republika.co.id

Tanggal: 25 Maret 2017