TRIBUNNEWS.COM (21/09/2022) | Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto dan Perhutani mendirikan pos pantau guna mengantisipasi Antisipasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Berdasarkan data dari BPBD diketahui ada 25.021,40 haktare lahan hutan di wilayah Kabupaten Mojokerto.

Di antaranya, 10.181,10 hektare hutan konservasi UPT Taman Hutan Raya R. Soerjo yang dikelola Dinas Kehutanan Pemprov Jatim.

Kemudian, 10.656,70 hektare hutan produksi dan 4.183,60 haktare hutan lindung dikelola Perum Perhutani KPH Pasuruan, KPH Mojokerto dan KPH Jombang.

Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati mengatakan kawasan hutan di bagian selatan merupakan pegunungan dan perbukitan berupa semak-semak dan hutan yang didominasi pohon pinus.

“Kawasan Mojokerto ini merupakan salah satu Kabupaten yang termasuk daerah rawan kebakaran hutan dan lahan,” jelasnya, Rabu (21/9/2022).

Ikfina menjelaskan kebakaran hutan dapat diantisipasi misalnya dengan mitigasi salah satunya dengan membuat pos pantau di sejumlah kawasan rawan potensi kebakaran.

“Upaya mitigasi dilakukan yakni dengan membuat pos pantau kebakaran hutan dan lahan di sejumlah titik yang rawan kebakaran nantinya masing-masing pos akan ada petugas piket selama 24 jam,” ungkapnya.

Menurut dia, Pemerintah Daerah telah berupaya untuk pengendalian Karhutla seperti yang tertuang dalam MoU saat Apel siaga bencana dengan Perhutani terkait pengelolaan dan pengembangan pariwisata Mojokerto.

Siaga pengendalian kebakaran hutan dan lahan tersebut sebagai langkah kesiapan penanganan Karhutla di kawasan Kabupaten Mojokerto.

“Kegiatan ini adalah bentuk sinergitas Pemerintah, masyarakat, dunia usaha dan rekan-rekan media karena kami menyadari bahwa penanganan bencana khususnya Karhutla tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah,” ucap Ikfina.

Kepala BPBD Kabupaten Mojokerto, Yo’ie Afrida Soesetyo Djati menambahkan kegiatan apel kesiagaan ini untuk memastikan kesiapsiagaan daerah dalam penanganan Karhutla.

Selain Karhutla, ia juga menyampaikan terkait mitigasi potensi bencana di dua titik rawan banjir bandang yaitu di kawasan Sungai Pikatan, Sungai Brangkal Desa Sooko dan lokasi Afvour sungai Sumberwaru.

“Ada beberapa titik waspada lantaran dikhawatirkan akan terjadi pembentukan bendungan alam yang berpotensi memicu banjir bandang di Kabupaten Mojokerto,” pungkasnya.

Sumber : tribunnews.com

Tanggal : 21 September 2022