REPUBLIKA.CO.ID (21/09/2022) | Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pahala Nugraha Mansury mendorong perusahaan-perusahaan pelat merah meningkatkan riset dalam meningkatkan inovasi produk dan layanan ke depan. Dengan riset, lanjut Pahala, BUMN dapat melakukan cara kerja yang lebih efektif dan efisien yang berujung pada pertumbuhan kinerja perusahaan dan berkontribusi lebih besar bagi masyarakat.

“Di perusahaan-perusahaan agro industri dan beberapa perusahaan lainnya bahkan sudah bisa memiliki direktur riset sendiri. Ini menunjukan betapa penting dan strategisnya fungsi riset bagi perusahaan,” ujar Pahala saat peluncuran produk unggulan dari Indonesia Plantation and Forestry Research Institute (IPFRI) di Agro Plaza, Jakarta, Rabu (21/9).

Pahala menyebut komitmen terhadap pengembangan riset bisa dilihat dari alokasi anggaran setiap perusahaan. Pahala menilai banyak perusahaan lain yang mengalokasikan tiga persen labanya untuk pengembangan riset. Dia menyebut BUMN bisa melakukan hal serupa secara bertahap.

“Misalnya tahun ini, Perhutani kita harapkan menghasilkan laba Rp 700 miliar atau PTPN group bisa menghasilkan mungkin Rp 6 triliun. Ini bukan sesuatu yang tidak mungkin dan kita berikan tepuk tangan untuk PTPN dan Perhutani yang selama dua tahun berturut-turut ini InsyaAllah kita bisa menghasilkan rekor profit,” ucap Pahala.

Dengan peningkatan laba, Pahala menilai BUMN bisa lebih menambahkan alokasi anggaran untuk pengembangan riset. Dia menilai riset merupakan sebuah investasi untuk masa depan. Untuk itu, Pahala mendorong IPFRI dapat terus mengembangkan riset, menghasilkan varietas-varientasi dari bibit yang unggul, perbaikan produksi di onfarm dan off farm, hingga peningkatan produktivitas di pabrik-pabrik.

Pahala mengatakan pengembangan riset juga dapat membantu BUMN dalam mewujudkan ketahanan energi dan pangan nasional. Kata Pahala, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan melakukan rapat seminggu sekali minggu sekali hanya untuk membahas tantangan sektor energi dan pangan.

“Pak Presiden menyampaikan, yang bisa melakukan ini semua adalah BUMN. Ngeri kali ini ya tantangannya, ini betul-betul besar sekali, harapannya bisa tidak kita memenuhi harapan tersebut,” sambung dia.

Untuk memenuhi harapan presiden, Pahala menilai perlunya riset dan pengembangan untuk tujuan memiliki nilai dan dampak komersial bagi produk BUMN. Pahala mengatakan pengembangan riset tak bisa dilakukan Perhutani dan PTPN sendiri, melainkan perlu dukungan universitas, diaspora, hingga swasta.

“Kerja sama dan kemitraan merupakan salah satu kunci untuk bersama-sama membangun ekosistem riset, agar betul-betul hasil riset yang kita hasilkan ini bisa bermanfaat bagi seluruh pihak,” kata Pahala menambahkan.

Sumber : republika.co.id

Tanggal : 21 September 2022