Perum Perhutani mengekspor Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) perdana ke Jepang. Perhutani telah menandatangani kontrak awal 3 tahun diawali dengan order 8 juta botol rata-rata lima kontainer per bulan. Ekspor AMDK ke Jepang ini merupakan tonggak terbukanya bisnis industri hasil hutan non kayu yang ditargetkan seimbang dengan bisnis hasil hutan kayu.
Menurut Direktur Utama Perhutani, Bambang Sukmananto, AMDK Perhutani terpilih dan menjadi satu-satunya AMDK dari Indonesia yang dapat memenuhi standar persyaratan pasar negara Jepang selain air dari Korea dan Kanada yang sudah masuk pasar Jepang sebelumnya.
Pasca gempa tsunami, kata Bambang, masyarakat Jepang membutuhkan air minum kemasan dalam jumlah besar. Tim Jepang telah menjajaki beberapa negara seperti Malaysia, Philipina, dan Indonesia tetapi tidak semua air kemasan memenuhi standar yang dipatok Jepang antara lain memenuhi TDS di bawah 60. “Pembeli dan tim quality kontrol dari Jepang yang datang ke pabrik AMDK Perhutani di Bogor pada Mei 2011 lalu menyatakan setuju menandatangani kontrak pembelian,” kata Bambang, Sabtu (10/9).
Menurutnya, kebutuhan Jepang 10 juta botol per bulan senilai Rp 9,58 miliar namun saat ini baru kepercayaan pembeli Jepang membuktikan tingginya kualitas air dari sumber sumber kawasan hutan bisa terorder 8 juta botol rata-rata lima kontainer perbulan. Kedepannya pihaknya berharap bisa meningkatkan produksi. Terlebih, ujar Bambang, kebutuhan air mineral mengalami kenaikan sebesar 30 persen dari 5,4 miliar liter tahun 2001 menjadi 7,1 miliar liter di tahun 2002. Tahun 2005-2010 kebutuhan air mineral sekitar 10-12,5 miliar liter per tahun. Dan di Indonesia sendiri terdapat lebih kurang 400 merek AMDK terdaftar beredar di pasaran.
Dikatakan Bambang, di kawasan hutan seluas 2,4 juta hektare yang dikelola Perhutani di Jawa dan Madura terdapat 722 titik sumber mata air berdebit tinggi dan 327 air terjun. Sedangkan di Jawa Barat dan Banten, terdapat 618 sumber mata air yang potensial untuk ekspansi bisnis khususnya industri hutan non kayu. “Kepercayaan pembeli Jepang membuktikan tingginya kualitas air dari sumber-sumber kawasan hutan Perhutani,” ujamya.
Katsuhito Segawa, mengatakan Jepang memilih AMDK Perhutani antara lain karena pertimbangan kualitas air.
Nama Media : TRIBUN JABAR
Tanggal : Minggu, 11 September 2011/h. 6
Penulis : Tif
TONE : POSITIVE