air-terjun-klenting-kuning_20161201_111634TRIBUNNEWS.COM (1/12/2016) | Di Desa Kemawi, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang terdapat air terjun yang berwarna kuning. Namanya, curug klenting kuning.
Dikatakan Ketua Pokdarwis Klenting Kuning, Pujiono, curug ini sarat dengan kisah legenda.
Menurut pria yang menjabat bayan desa ini, air terjun tersebut merupakan tempat pertemuan antara Panji Asmara Bangun dengan Dewi Sekartaji alias Klenting Kuning.
Di atas air terjun terdapat pertapaan alas lumut. Cerita mistis yang beredar pun sempat membuat warga takut untuk membuka air terjun ini sebagai obyek wisata.
air-terjun-klenting-kuning_20161201_111646“Air terjun ini sebenarnya sudah lama diketahui. Orang-orang di sini tidak berani karena mistis. Tahun 2013, para pemuda nekat pamitan sama desa mau menjadikan ini sebagai wisata,” kata Puji.
Sampai saat ini, setiap malam Selasa Kliwon, warga masih menyelenggarakan selamatan dengan membawa tumpeng dan lauk pauk lengkap sebagai permohonan keselamatan bagi pengunjung dan pengelola air terjun.
Menempati lahan seluas dua hektar milik TNI AD dan Perhutani, air terjun ini memiliki tinggi sekitar 8-10 meter. Selama musim kemarau, debit air air terjun ini tidak berkurang, air akan tetap mengalir.
Warna kuning yang menempel di dinding air terjun berasal dari belerang. Namun, pengunjung tak akan mencium bau belerang di sini.
Fadhila Kusumaningrum mengaku takjub dengan keindahan air terjun ini. Dirinya seolah dibawa ke taman surga yang sangat elok.
Ia pun memuji langkah Pokdarwis yang sudah mengonsep area di sekitar air terjun menjadi lebih tertata. Fadhila yang baru pertama kali mengunjungi air terjun ini pun menjajal segarnya air terjun ini.
“Air terjun ini beda dengan air terjun lainnya. Walaupun terhitung masih baru, ini sudah terkelola dengan baik. Aksesnya pun mudah, tak jauh dari terminal Sumowono dan sudah ada papan penunjuknya. Tempat ini cocok buat masyarakat yang suka dengan alam tanpa harus bercapek-capek ria,” ujar perempuan asal Tuban.
Di bawah air terjun terdapat kolam yang menampung aliran air dari atas. Kolam ini mulanya kolam sederhana yang terbentuk alami. Oleh pihak Pokdarwis, kolam ini ditata menjadi lebih rapi tanpa menghilangkan kesan naturalnya.
Kolam tersebut berkedalaman sekitar satu meter sehingga pengunjung diperbolehkan berendam di sana.
Ada air terjun anakan yang berlokasi tak jauh dari air terjun utama. Di bawahnya juga terdapat kolam yang memantulkan warna hijau muda. Bunga terompet yang sedang bermekaran kian menambah suasana mirip di taman yang asri.
Pengunjung yang kelelahan juga dapat beristirahat di gazebo yang terbuat dari kayu. Hutan pinus yang ada di atas air terjun turut melengkapi kesegaran pengunjung saat berada di sini.
 
Sumber : tribunnews.com
Tanggal : 1 Desember 2016