TRIBUNNEWS.COM (20/12/2022) | De Jayagiri Padjadjaran mengusung konsep wisata alam yang asri dan digagas untuk mengenalkan kebudayaan Sunda tempo dulu kepada wisatawan.

Berlokasi di Jalan Jayagiri, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Jarak yang ditempuh dari Alun-alun Lembang Kabupaten Bandung Barat membutuhkan waktu lima menit menggunakan sepeda motor untuk sampai lokasi De Jayagiri Padjadjaran.

Wisata alam ini buka selama 24 jam setiap hari dengan nuansa tradisional Budaya Sunda dengan keindahan alam hutan pinus yang sejuk.

Tiket masuk hanya dibanderol Rp 10 ribu perorang dengan fasilitas wisata edukasi, masjid, warung kuliner, kamar mandi, camping ground, outdoor activity, panggung hiburan dan tempat parkir.

Arena bermain yakni, ATV dengan harga sewa Rp 25 ribu per 15 menit, tersedia trampolin dan mandi bola dengan harga sewa Rp 10 ribu per 15 menit.

Pengelola objek wisata De Jayagiri Padjadjaran, Deden Heksaputera Sanusi (43) mengatakan, De Jayagiri Padjadjaran mengangkat konsep kearifan lokal kebudayaan Sunda, mulai dari Sunda wiwitan, Sunda Bubun Pajajaran.

“Tempatnya di tengah hutan dengan konsep wisata alam dan tersedia penginapan dari bahan kayu, tempat kuliner masakan khas Sunda, masaknya pun pakai bakar kayu dengan nuansa dapur tempo dulu,” ujar Deden saat ditemui Tribunjabar.id di De Jayagiri Padjadjaran, Minggu (18/12/2022).

Ia menuturkan, Jayagiri merupakan tempat yang legendaris sampai diciptakannya lagu ‘Melati dari Jayagiri’ yang dinyanyikan oleh Sam Bimbo.

“Pada tahun 2000 di sini tidak ada yang mengelola, jadi kita coba mengangkat kembali nama besar Jayagiri, dulu tahun 90-an sampai dijadikan merk fesyen saking jayanya ” katanya.

Saat tempat ini dibangun, kata ia, telah melakukan perizinan dan bekerja sama dengan Perhutani, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).

“Dari awal menata tempat ini, kami membangun jalan, saluran air dan listrik, di sini terdapat warung masyarakat desa jayagiri asli RW 8 dan RW 16. Saya ingin mengangkat kesejahteraan warga Desa Jayagiri,” jelasnya.

Ia berharap, De Jayagiri Padjadjaran dapat menghibur masyarakat dari berbagai kalangan.

“Kawasan ini menjadi tempat cerita rakyat kisah Sangkuriang dan Dayang Sumbi, kini,
dapat dilalui untuk jalur hiking ke Tebing Lumut, Benteng Belanda, kemudian paling jauh ke Gunung Tangkubanparahu,” katanya.

Tak hanya wisata kebudayaan, De Jayagiri Padjadjaran menyediakan fasilitas penginapan di antaranya, pondok Baduy, tenda bambu dan rumah segitiga.

“Harganya bervariatif tergantung fasilitas tenda yang didapat, dimulai dari Rp 5 ribu-Rp 10 ribu perjam dan Rp 100 ribu- 400 ribu permalam,” ujar Deden.

Fasilitas tenda yang didapat yakni, satu karpet, satu matras kasur, dua bantal, area api unggun, lampu dan listrik.

“Terdapat kamar mandi dan televisi bagi tenda dengan fasilitas lengkap. Pengunjung dapat membawa tenda sendiri, makanan sendiri dan alat-alat lain, bilamana tidak membawa peralatan, kita menyewakan alat masak, speaker audio,” ujarnya.

Perjuangan De Jayagiri Padjadjaran memang tidak mudah, ditambah berdiri saat pandemi COVID-19 yang sempat melanda.

“Pembangunan sempat tersendat dengan peraturan pemerintah untuk mempercepat penanganan pandemi, saat ini masih soft opening. Kita membuat kebijakan untuk anak yatim dan dhuafa tidak dikenakan pembayaran tiket, jika dirasa harga yang ditawarkan untuk penyewaan tinggi, dapat dinegosiasikan,” jelasnya.

“Pengunjung yang menginap tidak ada batasan waktu cek-in dan cek-out, untuk mempermudah yang menginap di sini sehingga tidak mengejar-ngejar waktu dapat menikmati tempat ini dengan leluasa,” ujarnya.

Wisata alam ini pernah dikunjungi oleh artis Meriam Belina dan dijadikan tempat syuting film oleh Persatuan Artis Film Seniman (PARFIS)

“Selain artis, pernah dikunjungi oleh turis asal Jerman dan mereka menginap di De Jayagiri Padjadjaran. Bersyukur tempat ini sudah dikenal sudah dikenal walaupun baru berdiri 2 tahun,” ujar Deden.

Menjelang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023, Deden mengatakan tidak akan menaikkan tarif masuk dan penyewaan di De Jayagiri Padjadjaran.

“Wisata ini dapat bermanfaat dan menghibur para wisatawan dengan sensasi menginap di tengah hutan untuk melepas penat sejenak,” katanya. (*)

Sumber : tribunnews.com

Tanggal : 20 Desember 2022