OKEZONE.COM (21/11/2017) | Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong kenaikan ekspor mebel dan kerajinan ke pasar luar negeri. Ekspor pada 2018 ditargetkan menembus USD2 miliar dan pada 2019 sebesar USD2,5 miliar.

Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan, pihaknya terus menggalakkan promosi guna mencapai target ekspor. Di antaranya dengan online workshop e-smart. Namun, perdagangan mebel dan rotan ternyata tidak cukup dengan online saja.

“Namun, secara offline tetap penting karena ingin melihat langsung kualitasnya,” ujar Gati Wiba waningsih di sela launching Omah Mebel dan Kerajinan Koperasi Industri Mebel dan Kerajinan Soloraya (KIMKAS) di Kota Solo, Jawa Tengah, kemarin.

Menurut Gati, selain Kota Solo, Kemenperin berencana membuka rumah promosi kerajinan dan mebel di daerah lainnya. Seperti Semarang yang rencananya akan dilakukan pada 2018. Selain promosi, pihaknya juga memberikan bantuan mesin kepada para perajin guna meningkatkan daya saing dan produktivitas.

Di antaranya mesin pengering agar kualitas ekspor tetap bisa dipertahankan. Ke depan, akan diberikan mesin CNC agar produksi lebih cepat dan modelnya semakin bervariasi. “Tak ketinggalan adalah bimbingan teknis guna mening katkan sumber daya manusia (SDM),” katanya.

Dia mengungkapkan, Kemenperin berupaya menghapus regulasi yang tumpang tindih serta mempermudah izin. Perhutani juga telah bersedia membantu terkait material center dalam rangka pemenuhan bahan baku.

Dengan demikian, Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) yang menangani adalah material center. “Perajin tidak perlu bingung membuat SVLK karena telah ditangani material center,” ungkapnya.

Menurut Gati, tahun depan Bappenas telah menyediakan Rp7 miliar untuk memfasilitasi industri kecil menengah (IKM) memperoleh SVLK.

Ketua Penasihat KIMKAS Adi Darma Santoso mengatakan, volume ekspor dari wilayah eks-Karesidenan Surakarta sebanyak 50% di antaranya ke Amerika, sisanya ke Eropa, Australia, dan Asia. Dalam sebulan, rata-rata ekspor mebel dan kerajinan sebanyak 100 kontainer ke Amerika. “Jenisnya outdoor atau indoor. Totalnya ekspor sebanyak 200 kontainer dari 50 anggota KIMKAS,” ujar Adi.

Menurut Adi, ekspor pada 2017 mengalami peningkatan sekitar 15% sebagai dampak membaiknya ekonomi Amerika pasca-pemilihan presiden. Kenaikan terjadi karena adanya kebijakan baru, yakni barang dari China kena pajak lebih tinggi.

Dengan demikian, pelaku pasar di sana lari ke produk Indonesia, Vietnam, dan Malaysia. Sementara pasar Eropa juga membaik dan paling kuat ke Jerman dalam bentuk indoor furniture. Pihaknya berharap ke depan pemerintah tetap membantu ter kait ketersediaan bahan baku agar lebih kompetitif. Bantuan pelatihan, pemasaran, alat, dan support marketing dapat mendorong nilai ekspor lebih besar.

Sumber : okezone.com

Tanggal : 21 November 2017