Perum Perhutani sedang bertransformasi. Kerja besar ini merupakan program strategis dan komprehensif dalam melakukan percepatan pembaruan. Tujuannya agar perusahaan mampu tumbuh secara berkelanjutan melalui peningkatan pendapatan, peningkatan produktivitas, dan efisiensi biaya. Menurut Plt Direktur Utama Perum Perhutani Haryono Kusumo, tujuan lain dari transformasi ialah mewujudkan perusahaan sebagai penopang kehidupan manusia berbasis 3P (people, planet, dan profit).
People maksudnya mampu menyejahterakan karyawan dan memenuhi harapan para pemangku kepentingan. Planet artinya dapat mengelola sumber daya hutan dengan prinsip pengelolaan hutan lestari. Terakhir, dengan profit, diharapkan Perhutani mampu mencukupi kebutuhan operasional perusahaan dan memberi nilai tambah kepada pemegang saham. “Sasaran paling akhir dapat menjadi pengelola hutan lestari kelas dunia untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat,” kata Haryono pada rapat kerja Perum Perhutani 2011, peluncuran logo, dan peresmian assessment center di Madiun, awal bulan ini (1/3). Diungkapkan, secara umum, target fisik Perhutani tahun kerja 2010 telah terealisasi, baik di bidang kelola sumber daya hutan, kelola sosial, maupun kelola perusahaan.
“Walaupun pendapatan 2010 sedikit di bawah target rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP), pengendalian biaya operasional yang cukup ketat tanpa mengurangi kualitas, kami masih dapat membukukan laba sebelum pajak sebesar 209 miliar rupiah atau 142 persen dari target RKAP,” kata Haryono. Direktur Industri dan Pemasaran Perum Perhutani Achmad Fachrodji menambahkan Perhutani harus melakukan lompatan. “Sejak 2005, kami harus melakukan quantum leap (lompatan). Kalau kami tidak melompat, maka kami akan tertinggal di landasan dan orang lain sudah lepas landas. Oleh karena itu, kebijakan kami adalah membuat lompatan- lompatan yang signifikan,” katanya.
Untuk tahun 2011, Perhutani sudah sepakat mengambil alih sebagian saham pabrik besar. “Kami integrasi dengan pabrik besar yang selama ini menjadi pelanggan Perhutani. Goodwill kami adalah kontinuitas bahan baku. Mereka goodwill-nya pasar. Kami bersinergi, dan tahun ini kami alokasikan dana cukup besar untuk akuisisi pabrik itu,” katanya. Pergeseran Target Menurut dia, pemasukan dari nonkayu akan digenjot agar persentase antara kayu dan non kayu dapat berimbang. Untuk tahun 2010, posisi kayu masih di atas 65 persen dan non kayu di bawah 35 persen.
Tahun 2011, ada pergeseran target yang signifi kan, kayu 55 persen dan non kayu 45 persen. Kedepan, akan terus dilakukan pergeseran karena kalau bisnis intinya hanya kayu, banyak pihak menilai Perhutani tidak ramah lingkungan. Menilai apa yang telah dilakukan Perhutani, Wakil Ketua Komisi IV DPR Firman Soebagyo mengatakan Perhutani harus memiliki rencana bisnis yang baik dalam mengelola hutan di Tanah Air. Ini diperlukan karena tantangan dan persaingan global makin berat, dan itu harus dihadapi secara profesional. Tentu karena Perhutani merupakan BUMN, rencana bisnisnya harus sesuai dengan harapan pemerintah.
Rencana Perhutani menginvestasikan sebagian dananya di perusahaan besar yang masih terkait dengan perkayuan itu dinilai Firman baik dan relevan. “Harus diingat bahwa rencana tersebut harus dihitung dengan matang untuk mendukung kinerja perusahaan. Saya berharap, bisnis utama Perhutani jangan ditinggalkan meski akan berinvestasi di usaha lain,” katanya. Sementara itu, Manajer Kampanye Hutan dan Advokasi Walhi Deddy Ratih mengatakan Perhutani tidak boleh hanya fokus pada upaya mencari profit. Fungsi sosial juga harus diperhatikan. Kiprah Perhutani dalam menyejahterakan masyarakat di sekeliling hutan tidak boleh dilupakan.
“Sejumlah persoalan konflik lahan dengan masyarakat sekitar hutan juga harus ditangani dengan baik,” katanya. Terkait dengan upaya Perhutani menggenjot profit dari sektor non kayu, Deddy menyatakan, itu langkah bagus. Kalau itu bisa berjalan dengan baik, nantinya penebangan kayu akan semakin berkurang, dan tentunya hutan akan semakin terjaga.
Nama Media : KORAN JAKARTA
Tanggal : Selasa, 15 Maret 2011/h. 9
Penulis : Mar