Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan rencana konsorsium sejumlah perusahaan pelat merah  untuk menyewa lahan bakal menguntungkan petani.
Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengatakan, kebijakan  tersebut sifatnya hanya untuk  jangka pendek dan meningkatkan produksi beras. Saat ini, pemerintah sedang menyusun mekanisme bagi hasil untuk petani  yang lahannya disewa.
“Misalnya ,jika sebelum lahan  disewa produksi sebesar 5 ton  dan sesudahnya menjadi 6,5 ton,  maka kelebihan satu setengah  ton itu yang dibagi, mungkin  50:50. Pokoknya pasti menguntungkan petani yang lahannya  disewa,” ujar.Mustafa.
Menurutnya, rencana penyewaan lahan ini murni bertujuan  untuk menambah produksi gabah  sesuai target 70,6 juta ton gabah  dan membantu stok Bulog.
“Kalau jangka menengah panjangnya itu baru dari Kementerian Pertanian. Di tahun ini ada  satu musim tanam lagi yang bisa  digunakan untuk menyewa lahan,  kemudian di 2012 kami sewa  untuk dua musim tanah, begitu  seterusnya,” jelasnya.
Mustafa menyatakan, pihaknya  siap menggelontorkan dana senilai Rp 4,1 triliun guna mendukung program peningkatan produksi pangan nasional hingga  2014. “Rp 1 triliun untuk 1 tahun  hingga 2014,” ujarnya.
Terkait dengan adanya pro kontra terhadap kebijakan tersebut, bekas Dirut Bulog itu mengakui, pihaknya belurn maksimal melakukan sosialisasi kebijakan tersebut dengan baik.
Kementerian BUMN, kata dia,  siap mengundang pihak-pihak  yang berbeda pendapat. Apalagi, petani mempunyai satu wadah,  yakni Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA).
“Memang ada yang harus dijelaskan lagi agar rencana ini bisa  sampai dengan baik ke masyarakat,” katanya. Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih  mengatakan, salah satu cara  untuk meningkatkan produksi  beras nasional adalah mencetak  sawah baru pada lahan telantar.
Menurut Henry, saat ini ada  sekitar 9,2 juta hektar lahan telantar. Karena itu, sebaiknya,  pengelolaan dan kepemilikan sawah-sawah baru ini diserahkan  kepada petani gurem melalui  Program Pembaruan Agraria  Nasional. Dengan begitu, niscaya  target produksi pangan tercapai. Sebelumnya, Kementerian  BUMN mencanangkan Gerakan  Produksi Pangan dengan Sistem  Korporasi (GPPK).
Beberapa BUMN yang terlibat  konsorsium an tara lain, PT Pertani dan PT Sang Hyang Seri  Kedua perusahaan ini bertugas  menyediakan benih unggul. PT  Pupuk Sriwijaya menyediakan  pupuk dan Perum Jasa Tirta I  dan II untuk pengairan.
BUMN lain yang dilibatkan  adalah Perum Perhutani, PT Inhutani, dan PT Perkebunan Nusantara untuk penyediaan lahan. PT Berdikari untuk produksi jagung dan pakan ternak dan Perum Bulog untuk pengelolaan  hasil produksi.
Program ini melibatkan lahan  petani seluas 570 ribu hektar  yang akan disewa BUMN tersebut untuk budidaya padi. PT Pertani menyewa 200 ribu  hektar, PT Sang Hyang Seri 200  ribu hektar, PT Pupuk Sriwidjaja  dan Perum Perhutani masing-  masing 100 ribu dan 70 ribu  hektar. Selain padi, 260 ribu  hektar lahan akan disewa untuk  budidaya jagung dan 50 ribu  hektar untuk kedelai.
Nama Media : RAKYAT MERDEKA
Tanggal        : Jumat, 20 Mei 2011 hal 15
TONE           : NETRAL