JPNN.COM (12/09/2022) | Perum Perhutani melakukan panen tebu perdana di kawasan hutan seluas 387 Ha. Diperkirakan potensi tebu giling di kawasan tersebut sebesar 30 ribu ton di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Jombang dari 18.256 Ha hingga 2024.

“Panen tebu perdana menuju swasembada gula pada 2025 ini nantinya secara bertahap ada lahan seluas 18.256 Ha kawasan hutan yang akan dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman tebu secara mandiri hingga 2024,” jelas Direktur Operasi Perhutani Natalas Anis Harjanto dalam keterangannya, Senin (12/9).

Dalam waktu dekat, tambahnya, akan dilakukan juga panen tebu seluas 187 Ha di KPH Ngawi dengan potensi produksi tebu giling 15 ribu ton.

Pemerintah telah mencanangkan bahwa 2025 sebagai tahun swasembada gula konsumsi, serta 2030 sebagai swasembada gula industri. Menghadapi hal tersebut Perhutani siap menjalin kolaborasi dengan PTPN dan RNI untuk mewujudkannya.

Natalas menyampaikan pengembangan agroforestry tebu mandiri merupakan hal baru bagi Perhutani, yang menjadi sebuah inovasi dalam peningkatan produktivitas kawasan hutan dan penambahan revenue.

“Panen tebu ini menjadi awal menuju swasembada gula dan ketahanan pangan,” ujar Natalas Anis Harjanto. Melalui kajian legal, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah menyetujui pengesahan kawasan hutan seluas 8.000 Ha pada 2021 untuk dimanfaatkan sebagai lahan tebu.

Selanjutnya, secara bertahap ada lahan seluas 18.256 Ha kawasan hutan yang akan dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman tebu secara mandiri hingga tahun 2024.

Pada 2022 luas pengembangan agroforestry tebu mandiri ini akan dilanjutkan seluas 1.758 Ha di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. “Sebagai bentuk kolaborasi bersama mitra BUMN yang kompeten dalam budidaya tebu dan industri gula, Perhutani menjalin sinergi bersama PTPN X, PTPN XI dan RNI termasuk melibatkan pabrik-pabrik gula dalam binaan PTPN dan RNI.” jelasnya.

Sementara itu, Rachman Ferry Isfianto berharap melalui panen perdana menuju swsembada gula ini, Indonesia bisa menjadi eksportir gula dengan memanfaatkan hutan yang kurang produktif menjadi hutan produktif di wilayah kerja Perum Perhutani.

Dikatakan dengan menjadikan hutan sebagai penyokong ketahanan di sektor gula, baik melalui mekanisme kerja sama pemanfaatan hutan atau Perhutani melaksanakan sendiri seperti ATM (Agroforestry Tebu Mandiri). (esy/jpnn)

Sumber : jpnn.com

Tanggal : 12 September 2022