MOJOKERTO, PERHUTANI (25/11) – Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Mojokerto salurkan 53.395 plances bibit tanaman kepada masyarakat secara cuma-cuma.
76 % telah tersalurkan dari bibit yang disediakan pada tahun 2014 untuk pihak ke tiga sebanyak 70.000 Plances. Selain tanaman keras; Jati, Mahoni dan Trembesi, yang kami salurkan juga bibit tanaman buah; Sukun, Kluweh, Nangka, Durian, Jambu serta bibit Rambutan.
Sekitar 16.000 plances lebih sisanya disediakan untuk bantuan di akhir tahun termasuk kegiatan memperingati hari Menanam Pohon Nasional yang akan dihelat bersama Kodim 0815 Mojokerto, Komunikasi Relawan Siaga Bencana dan Adaptasi Perubahan Iklim (KORSABI) Kabupaten Mojokerto serta Advokasi Kelembagaan Bencana Nadhlatul Ulama (AKB NU) Kabupaten Mojokerto, 28 Nopember besok.
“Dengan memberikan manfaat bagi masyarakat setempat akan tercipta iklim yang harmonis antara masyarakat dan Perhutani dalam memanfaatkan potensi sumberdaya hutan yang ada”, papar Tukani, Kepala Sub Seksi PHBM saat melakukan participation rural appraisal (PRA) di Kecamatan Kemlagi, Mojokerto, Selasa.
Diberikannya bibit gratis kepada masyarakat tersebut merupakan rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk membangun hubungan yang harmonis antara Perhutani masyarakat dan para pihak dalam rangka pengelolaan hutan lestari. Bantuan bibit juga ditujukan untuk mendukung upaya penghijauan dan pengkayaan lahan dalam dan luar kawasan hutan.
Kelola Sosial yang dilakukan merupakan bagian gambaran tentang implementasi pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM) di KPH Mojokerto.
Implementasi PHBM ini tidak hanya penyediaan bibit tanaman untuk masyarakat atau pihak ke tiga saja tetapi dari beberapa komponen diantaranya peningkatan perekonomian desa (kelembagaan, ketenagakerjaan, komunikasi sosial, perawatan situs, sharing produksi), program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL), pengembangan hutan rakyat, bantuan sosial dan mekanisme penyelesaian konflik. Komponen tersebut semua berkaitan dengan masyarakat desa hutan (MDH).
Muaranya bertujuan untuk mengetahui kondisi riil masyarakat sekitar hutan yang meliputi masalah sosial dan budaya, serta keinginan masyarakat terkait dengan adanya pengelolaan sumberdaya hutan oleh Perusahaan (Perhutani ). (Kom PHT Mjk / Eko Eswe)
Editor : Dadang K Rizal
@copyright 2014