KEDU SELATAN, PERHUTANI (17/05/2022) | Pantai Menganti yang dikelola Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Selatan bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) berhasil menyedot pengunjung terbanyak ke tiga se Jawa Tengah, Selasa (17/05).

Dicuplik dari JPNN.com, data Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Jawa Tengah (Disporapar Jateng) tanggal 25 April – 10 Mei 2022 pengunjung terbanyak adalah obyek wisata Kota Lama Semarang dengan jumlah pengunjung 162.719 wisatawan, disusul Candi Borobudur jumlah pengunjung 153.070 dan Pantai Menganti berhasil menyedot pengunjung 115.775 wisatawan.

Pantai Menganti mempunyai keindahan alam pantai berbukit dengan batuan gunung api purba. Disini pengunjung selain berekreasi juga bisa menikmati kuliner ikan laut, diantaranya brekecek ikan jahan dengan rasa pedas manis gurihnya. Jalan menuju Pantai Menganti sudah beraspal, namun disarankan untuk berhati-hati karena kondisi jalan turun naik serta berliku. Untuk wisatawan dari arah Yogyakarta bisa melewati jalan Daendels, setelah sampai Kebumen ikuti jalur selatan sampai akhirnya di pantai Suwuk disana ada papan penunjuk arah menuju Pantai Menganti.

Administratur KPH Kedu Selatan, Usep Rustandi melalui Asisten Perhutani Gombong Selatan Kusino, menyampaikan Pantai Menganti memang memiliki potensi wisata yang patut dibanggakan sehingga bisa menarik pengunjung terbanyak ke 3 yaitu sebanyak 115.775 wisatawan. “Hal ini juga berkat kerjasama Perhutani, Pokdarwis Menganti, LMDH Sengkuyung Makmur, Pemerintah serta stakeholder terkait sehingga Pantai Menganti bisa berkembang seperti sekarang ini,” katanya.

Pengelolaan Pantai Menganti dikerjasamakan dengan LMDH dimaksudkan agar masyarakat sekitar hutan bisa mendapatkan lapangan pekerjaan sehingga perekonomiannya meningkat.

Ketua LMDH Sengkuyung Makmur, Sanyar menyampaikan puji syukur atas nikmat keindahan Pantai Menganti sehingga memberi kemakmuran kepada warga desa hutan Karang Dhuwur dan sekitarnya. “Kami selaku LMDH pengelola obyek wisata Menganti berusaha mentaati pedoman-pedoman pengelolaan hutan, agar hutan beserta bentang alamnya tetap terjaga namun bisa memberikan kebermaanfaatan bagi masyarakat,” pungkasnya. (Kom-PHT/Kds/Rwi)

Editor : Aas

Copyright©2022