REPUBLIKA.CO.ID (08/11/2021) | Perum Perhutani berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Batu, TNI/Polri dan stakeholder lainnya akan memperbaiki kualitas lahan di hulu sungai Berantas. Hal ini diungkapkan setelah sejumlah wilayah di Kota Batu terkena banjir bandang pada Kamis (4/11), sore.

Kepala Divisi Pengelolaan Hutan Perum Perhutani, Bambang Jurianto menyatakan, perbaikan kualitas lahan di hulu sungai akan menjadi fokus instansinya. “Kemudian terkait pembukaan lahan ini, terkait dengan kebutuhan masyarakat digunakan untuk lahan apa, ini kita masih akan mengecek nanti. Hasilnya akan kita sampaikan lebih lanjut,” kata Bambang kepada wartawan di Kota Batu, Senin (8/11).

Jika ada laporan warga yang membuka lahan secara ilegal, Perhutani akan membinanya dengan baik. Mereka harus mau berkontribusi untuk memperbaiki lingkungan. Dengan demikian, kegiatan reboisasi dan mengutuhkan kebutuhan hutan dapat terwujud.

Hal yang pasti, kata Bambang, Perhutani sebenarnya selalu rutin melakukan pendataan kondisi lahan di hutan. Sebab itu, dia mengeklaim tidak ada pengurangan lahan selama kurun beberapa tahun terakhir. Meskipun demikian, Perhutani akan berusaha agar pengurangan lahan tidak meningkat ke depannya.

Menurut Bambang, Perhutani selalu melakukan reboisasi setiap saat di hutan. Pihaknya acap menanam berbagai jenis pohon setiap tahunnya seperti pinus, mahoni, dan sebagainya. Langkah tersebut dilakukan guna mencegah bencana longsor dan sebagainya.

Di samping itu, Perhutani juga mengeklaim selalu mengawasi dan berpatroli di wilayahnya dengan baik. “Dan pembinaan juga. Nanti akan kita tingkatkan lagi kesadaran warga terkait pentingnya hutan untuk air, udara CO2, dan kesejahteraan masyarakat,” kata dia.

Seperti diketahui, banjir bandang dilaporkan telah menerjang delapan desa di Kota Batu pada Kamis (4/11), lalu. Yaitu Desa Sidomulyo, Desa Bulukerto, Desa Sumberbrantas, dan Desa Bumiaji. Kemudian juga dialami Desa Tulungrejo, Desa Punten, Desa Sumbergondo, dan Desa Giripurno.

Banjir yang salah satunya diakibatkan hujan deras ini telah menyebabkan 124 kepala keluarga ikut terdampak. Kemudian, 43 rumah rusak dan 32 rumah bekas terendam lumpur. Adapun barang yang ikut rusak atau hanyut akibat banjir antara lain 46 sepeda motor, 11 mobil, 128 hewan ternak, dan delapan lahan.

Semetara itu, sebanyak tujuh warga dilaporkan meninggal akibat terjangan banjir bandang beberapa waktu lalu. Berdasarkan data terbaru, saat ini sudah tidak ada laporan korban hilang akibat bencana tersebut. Kemudian jumlah pengungsi di Gedung Kesenian juga sudah nihil pada Ahad (7/11).

Sumber : republika.co.id

Tanggal : 08 November 2021