INDRAMAYU, PERHUTANI (17/03/2022) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Indramayu bersama masyarakat penyangga hutan tetap melestarikan adat budaya kearifan lokal masyarakat yang merupakan peningggalan nenek moyang dengan melaksanakan upacara “Mapag Sri” menjelang awal mulainya panen padi, bertempat di blok Janggleng petak 45, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Jatimunggul Utara, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Jatimunggul, Kamis (17/03).

Hadir dalam acara tersebut Administratur KPH Indramayu Asep Saefudin yang diwakili Asisten Perhutani (Asper) BKPH Jatimunggul, Karsim beserta jajaran, Kepala Desa Jatimulya Rastim beserta jajaran, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama  serta masyarakat Desa Jatimulya.

Administratur KPH Indramayu melalui Asper Jatimunggul Karsim menyatakan bahwa acara adat “Mapag Sri” ini rutin dilaksanakan oleh Perhutani dan Masyarakat penyangga hutan menjelang dimulainya para petani memanen padi di sawah (Musim Panen), selain itu Perhutani juga dapat mensosialisasikan program dan aturan dalam mengelola hutan.

“Perhutani KPH Indramayu menghormati adat dan budaya masyarakat yang merupakan warisan leluhur, serta mendukung acara ‘Mapag Sri’ rutin dilaksanakan Perhutani bersama masyarakat dalam rangka melestarikan adat istiadat setempat dan terciptanya tali silaturahmi,” Ujarnya.

Sementara itu, Kepala Desa Jatimulya Rastim menyatakan bahwa makna dari penyelenggaraan upacara adat “Mapag Sri” ini adalah untuk memohon kepada Allah SWT agar para petani dalam melaksanakan panen padi pada musim panen bisa menjadi berkah.

“Saya sangat berterimakasih sekali kepada Perum Perhutani KPH Indramayu yang telah memberikan peluang terhadap masyarakat desa penyangga hutan, karena mayoritas masyarakat Jatimulya menggarap lahan pada kawasan hutan perhutani dengan sistem tumpang sari,” Ucapnya.

“Upacara “Mapag Sri” ini diharapkan dapat terus dilestarikan oleh petani dan masyarakat setempat, selain itu kita juga wajib menjaga dan melestarikan hutan,” Tambahnya.

(Kom-PHT/Idr/SH)

Editor : MZ

Copyright©2022