BOGOR, PERHUTANI (21/06/2022) | Perum Perhutani dan Pertamina Power Indonesia melaksanakan penandatangan Head of Agreement (HOA) kerja sama pengembangan proyek nature based solution (NBS),  bertempat di Sentul Eco Edu Tourism Forest (SEETF) Bogor, Senin (20/06).

Hadir dalam kegiatan tersebut Direktur Utama Perhutani yang diwakili oleh Direktur Operasional Natalas Anis Haryanto beserta jajaran, Kepala Divisi Regional Jawa Barat dan Banten Amas Wijaya, Administratur KPH Bogor Ahmad Rusliadi, Direktur Logistik dan Infrastruktur PT. Pertamina Mulyono didampingi Danis Danu Saputra  selaku CEO Pertamina Proyek Nature Based Solution, dan Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis PT Pertamina Patra Niaga Harsono Budi Santoso, disaksikan Wakil Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pahala Nugraha Mansuri.

Natalas Anis Harjanto mengatakan, selain menekan laju deforestasi, tujuan  kerja sama tersebut adalah memperluas tutupan lahan yang akan meningkatkan kemampuan kawasan hutan untuk menyerap emisi gas rumah kaca. Anis menyebutkan, sudah teridentifikasi sembilan calon lokasi di wilayah kawasan hutan milik Perhutani Group yang akan menjadi objek dan lokasi dari proyek tersebut.

“Kesembilan calon lokasi ini lebih lanjut akan dilakukan FS untuk mengetahui kelayakan proyek dari khususnya terkait dampak terhadap lingkungan serta sisi finansial maupun operasional,” ujar Anis.

Anis menambahkan, berdasarkan hasil Pre FS, NBS Project pada sembilan lokasi ini akan mampu menghasilkan karbon kredit lebih dari  11,6 juta ton CO2 per tahun. Menurut Anis, dengan skema bisnis yang tepat, poyek ini akan mampu menjadi bisnis baru yang memberikan nilai tambah pada kedua belah pihak.

Perhutani sebagai Holding BUMN  berupaya berperan aktif merespon target ini melalui upaya decarbonisasi dengan beberapa upaya yang dilakukan Perhutani yaitu menekan kerusakan hutan serta meningkatkan rehabilitasi lahan, menekan terjadinya kebakaran hutan dengan meningkatkan sarana prasarana Pemadam kebakaran, mengganti penggunaan FFO di pabrik Gondorukem dan terpentin, untuk memasak getah pinus  dari MFO bertahap menggunakan CNG (Comprest Natur Gas), dan untuk dalam bidang tanaman awalnya menggunakan pupuk an Organik (Urea) bertahap menggunakan pupuk Organik (kompos),”Tambahnya.

Sedangkan CEO Pertamina Proyek Nature Based Solution Danis Danu Saputra  menyatakan bahwa bumi ini sudah mencapai rentang suhu paling ektrim, apabila tidak kita jaga bumi ini bukan lagi tempat layak bagi kehidupan manusia, solusi perubahan iklim ini simple, salah satunya adalah menanam pohon dan menjaga hutan-hutan yang ada.

Lebih lanjut Danis menyatakan Pertamina Power memiliki mandat, dari perusahaan minyak bumi akan bertransisi menjadi perusahaan energi dengan emisi carbon rendah dan ini merupakan suatu kesempatan Bisnis Opertunity yang akan dikerjasamakan dengan Perhutani Group untuk mengurangi emisi Carbon.

Pahala Nugraha Mansuri mewakili Kementrian BUMN menyampaiikan insiatif pembentukan perusahaan NBS Kerjasama antara Perhutani dengan PT. Pertamina ini merupakan salah satu strategis bagaimana Kementrian BUMN bisa mendukung adanya program decarbonisasi. Pahala berharap sinergitas ini bisa menjaga lingkungan dan mendorong adanya energi baru terbarukan, yang berkaitan dengan sektror energi mengingat sebagai salah satu penghasil emisi terbesar.

“Tentunya, kita berharap proyek NBS dapat memanfaatkan, mengelola, serta melestarikan wilayah hutan dengan potensi pengembangannya yang dalam hal ini Perhutani beserta anak perusahaannya berperan sebagai penyedia lahan (land co), sementara Pertamina NRE sebagai pengelola bisnis NBS melalui NBS co,” pungkasnya. (Kom-PHT/Bogor/Mul)

 

Editor : AGS
Copyright©2022