KEDU UTARA, PERHUTANI (05/08/2022) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara melaksanakan pembahasan kawasan konservasi Gunung Bismo bersama stakeholder terkait. Kegiatan ini dilaksanakan di ruang rapat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Wonosobo, Kamis (04/08).

Turut hadir Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Tengah, Kepala Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Wilayah IX, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jawa Tengah, jajaran perwakilan Bappeda, Perhutani KPH Kedu Utara, PT GeoDipa, beberapa Camat dan Kepala Desa pada wilayah sekitar Gunung Bismo, Tim Ahli Universitas Gajah Mada (UGM) dan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM).

Administratur KPH Kedu Utara melalui Asper Wonosobo Joko Supriyanto menyampaikan bahwa secara hukum sampai saat ini kawasan tersebut masih di kelola Perhutani sehingga segala sesuatu yang dilakukan oleh pihak manapun harus terlebih dahulu berkoordinasi dengan pihak Perhutani.

“Dan juga menyikapi dinamika perubahan regulasi terkait Kawasan Hutan dengan Pengelolaan Khusus (KHDPK) hendaknya semua pihak terkait harus bisa jeli apabila kawasan tersebut diusulkan oleh pihak tertentu untuk dikelola oleh masyarakat atau kelompok. Dikhawatirkan akan terjadi degradasi karena salah kelola bahkan alih fungsi lahan,” jelasnya.

Kepala DLH Sarwono menyampaikan statement hasil kajian study keanekaragaman hayati yang dilakukan GeoDipa di  Gunung Bismo  diharapkan dapat memberikan manfaat serta gambaran arah pengelolaan yang tepat kawasan  hutan di Gunung Bismo.

Pada kesempatan yang sama Tim Ahli UGM Sarwono Hadi Susanto Dario menyampaikan hasil inventarisasi keanekaragaman hayati baik flora  maupun fauna di Gunung Bismo. “Ada beberapa spesies langka yang harus dilindungi. Peran serta masyarakat dan pemerintah  sangat diharapkan,” pungkasnya. (Kom-PHT/Kdu/Eko)

Editor : Aas

Copyright©2022