Perum Perhutani berencana mengembangkan bisnis sisi industri perkayuaan guna mengoptimalkan perolehan laba.
Direktur Utama Perhutani, Mostoha Iskandar mengatakan penting melakukan pengembangan sisi industri lantaran sumber daya alam Indonesia tidak mungkin untuk dieksploitasi selamanya. Sehingga, agar tetap bisa eksis dalam dunia bisnis Perhutani mengukuhkan rencana bisninya dalam sisi tersebut.
“Kami tidak bisa terus-menerus mengandalkan sumber daya alam. Untuk itu, makanya kami harus meningkatkan usaha di industri. Agar bisa menghasilkan laba, deviden,” katanya di Jakarta, Selasa (21/10).
Dalam melaksanakan rencana bisnis tersebut telah menyiapkan berbagai langkah kongkrit agar rencana tersebut berjalan maksimal. Salah satu langkah kongkrit itu adalah inovasi-inovasi baru. “Harus ada inovasi-inovasi yang cemerlang untuk mengembangkan industri. Termasuk inovasi dalam mengembangkan bisnis yang sudah ada dalam kaitannya berbasis kayu,” katanya.
Terkait bisnis berbasis kayu yang telah berjalan selama ini, Mustoha mengatakan perlunya perubahan semangat dari perusahaan itu sendiri. Perhutani kedepannya diharapkan bisa menjadi pemimpin dalam bisnis tersebut dibanding perusahaan-perusaahan sejenis lainnya.
“Kedepannya Perhutani harus menjadi leader produk-produk kayu, sehingga kita tidak lagi tergantung pada pihak lain. Kita berhadap bisa menjadi national flag industri kehutanan kedepannya,” katanya.
Untuk bisa menjadi pemimpin bisnis tersebut, Mustoha juga mengajak seluruh personil di jajarannya untuk memahami apa kebutuhan pasar ataupun konsumen. Sebab, dengan mengetahui kebutuhan pasar, tentunya produksi yang dilakukan bisa lebih terarah dan tepat sasaran.
“Kami harus tahu demand terhadap produk yang kita produksi,” katanya.
Menurut dia, cara berfikir berbasis birokrat sudah tidak tepat lagi bersemayam di tubuh setiap pegawai Perhutani. “Saya ingin adanya perubahan pada cultural. Bagaimana merubah budaya birokratik menjadi cultural korporat. Ini yang harus kita bangun. Tanpa itu perubahan tidak akan merubah kebiasaan buruk kami,” katanya.
“Perhutani harus melakukan change management. Manajemen perubahaan harus kami lakukan sekarang juga. Kami harus berfikir apa yang akan terjadi kedepannya. Yang penting adalah bagaimana kami berperan sebagai pembuat perubahan. Untuk itu harus ada integritas baik secara horizontal, vertikal maupun diagonal. Sebab, sekali melakukan kesalahan, hal itu harus dibayar dengan biaya yang sangat mahal,” katanya.
Sumber  : Jurnal Nasional
Tanggal  : 22 Oktober 2014