Memasuki musim kemarau Perum Perhutani KPH Lawu DS (dan sekitamya) mulai mewaspadai terjadinya kebakaran. Khususnya pada wilayah yang didominasi tanaman jenis jati. Sebab, tanaman produktif yang satu itu rawan menjadi media menjalarnya api yang memicu kebakaran. “Daunnya cepat rontok. Ketika kering membuat api mudah menjalar,” ucap Administratur Lawu DS Djohan Surjo Purbo, Senin (27/6).
Kebakaran hutan yang kerap terjadi sepanjang musim kemarau cukup merugikan pihak Perum Perhutani. Betapa tidak, api yang membakar hutan telah menghanguskan serta mematikan tanaman yang masih kecil. Selain di Kabupaten Pacitan, potensi kebakaran juga terjadi di wilayah KPH Lawu OS lain. Seperti di Kabupaten Ponorogo, Magetan, Ngawi, dan Madiun. Luas totalnya men capai 52.385,0 hektare.
Khusus wilayah Pacitan, karena didominasi oleh hutan rakyat tingkat ancaman kebakaran tidak seperti daerah lain. Dari total hutan seluas 69 ribu hektare jumlah hutan negara hanya sekitar 2.000 hektare saja. Meski demikian pihak KPH Lawu DS tetap mewaspadainya. Salah satu cara yang ditempuh yakni dengan memberdayakan masyarakat di sekitar hutan. Yakni melalui bantuan bibit untuk ditanam di hutan rakyat.
Nama Media : JURNAL NASIONAL
Tanggal       : Selasa, 28 Juni 2011/h. 16
Penulis        : David Eka Kuncara
TONE           : POSITIVE