Pertemuan Indonesia Korea Forest Forum yang ke lima (5th IKFF) dibuka Selasa (19/7) di Hotel Gumaya Tower Semarang.  Kongres yang berlangsung dua hari ini dibuka oleh Sekretaris Jenderal Kementrian Kehutanan, Dr. Hadi Daryanto.  Kongres membicarakan berbagai issu berkait kerjasama antara kedua Negara khususnya dalam bidang kehutanan.
Dalam jumpa persnya, Hadi Daryanto mengatakan bahwa hubungan kerjasama kehutanan antara Korea dan Indonesia sudah terjalin sejak lama, yaitu sejak 1969.  “Korea adalah salah satu dari dua Negara yang pada saat krisis ekonomi 1998 tetap bertahan di Indonesia, sementara investor dari negera lain semua hengkang,” kata Hadi.
Menurut Hadi, total komitmen kerjasama investasi G to G antara Indonesia – Korea adalah seluas 700 ribu Ha.  Yaitu, 500 Ribu Hektar yang ditandatangani pada tahun 2006 dalam kerangka CDM dan pada tahun 2008 untuk biomassa (green energy).
Sementara itu, ketua delegasi Korea, Mr. DG Park Chong-ho dari Korea Forest Service, mengatakan bahwa ada beberapa alasan mengapa Korea menginvestasikan modalnya di Indonesia, antara lain karena investasi yang dilakukan bersifat bersifat economic development, environmental friendly serta menyerap banyak tenaga kerja.
“Dan yang penting karena penerimaan yang baik dari pihak Indonesa,” jelas Park.
Selain membahas beberapa isu kerjasama, pada acara ini dilaksanakan beberapa penandatanganan MoU, antara lain MoU antara Perum Perhutani, PT Solar Park dan Korea Green Promotion Agency tentang kerjasama tanaman biomassa serta kerjasama pengembangan Eco Edu Forest di Hambalang, Bogor antara Perum Perhutani , Seoul National University, Korea Indonesia Forest Center (KIFC) dan konsorsium Fakultas Kehutanan di Indonesia. (Humas Perhutani)