rumah-kayu-di-vanprastha-park_20170109_104919TRIBUNNEWS.COM (9/1/2017) | Kawasan Candi Gedong Songo di Kabupaten Semarang tak hanya menyuguhkan wisata sejarah, ada pula wahana wisata rumah kayu.

Perbedaan rumah kayu Gedong Songo dengan rumah kayu di Malang adalah pada letak rumahnya. Di Malang, rumah kayu dibangun di atas pohon, sementara rumah kayu di Gedong Songo berdiri di antara rimbunnya hutan pinus.

Berada di ketinggian 1200 meter di atas permukaan laut, Gedong Songo beserta wahana wisata di dalamnya memberikan hawa sejuk khas pegunungan Ungaran.

Semilir angin yang berhembus akan menerpa para pengunjung. Sejauh mata memandang, hijaunya hutan pohon pinus akan tersibak. Kehadiran Vanaprastha Park kian menyuguhkan ketenangan bagi para pengunjung.

Dikatakan Ramto, petugas Vanaprastha Park, kawasan taman dan rumah kayu yang dibuka pada tahun 2010 ini masuk dalam lahan miliki Perhutani. Pengunjung harus membayar biaya masuk lagi sebesar lima ribu rupiah. Biaya untuk masuk kawasan Gedong Songo sendiri yakni delapan ribu rupiah.

“Di sini ada villa kamar, villa cempaka, villa kenanga, dan villa teratai. Bagi yang akan menginap, harap menghubungi terlebih dahulu. Kalau pengunjung hanya boleh menyaksikan villa-villa tersebut dari luar,” papar Ramto.

Selain fasilitas villa, ada pula taman pinus, taman bermain anak, area camping, dan kursi tempat bercengkerama sembari menyesap dinginnya udara yang tertiup. Dibangun pula gazebo yang dapat dimanfaatkan untuk yoga dan meditasi, cocok sekali bagi yang menginginkan ketenteraman.

“Rumah-rumahnya diambil dari nama bunga. Dindingnya terbuat dari kayu jati. Rumah kayunya pindahan dari Kedung Ombo, Purwodadi. Pakai kayu sebagai simbol kalau ini punya Perhutani,” ujar Ramto.

Tiga rumah kayu di Vanaprastha berusia lebih dari satu abad yang masih bertahan dari era pendudukan Belanda, diboyong dari areal hutan jati. Rumah tersebut dulunya dimanfaatkan sebagai hunian pejabat perusahaan kehutanan. Areal Vanaprastha ini kerap juga dipakai untuk foto prewedding, retreat, serta menginap.

Kedatangan pertama kali Rellyani ke Vanaprastha Park berawal dari unggahan instagram orang-orang di linimasanya. Ia menyangka tempat tersebut bukan seperti di Semarang. Menurutnya terlihat indah dan segar, makanya ia tertarik berkunjung.

“Benar saja, pas datang udaranya tidak panas menyengat. Tempatnya bagus buat foto-foto. Sayang, ada dua rumah kalau enggak salah, yang enggak terawat,” ujar Elly, sapaan akrabnya.

Ia menyayangkan, minimnya kesadaran pengunjung untuk buah sampah di tempatnya. Padahal, sudah disediakan tempat sampah.

Sumber: tribunnews.com

Tanggal: 9 Januari 2017