DETIK.COM (22/5/2023) | Kabupaten Bandung – Wilayah Kabupaten Bandung seolah tak kehabisan objek wisata alam. Diwarisi letak geografis yang strategis membuat banyak objek wisata alam bermunculan.
Banyak objek wisata alam yang bisa didatangi wisatawan saat berlibur ke daerah Kabupaten Bandung. Sebut saja Pangalengan hingga Ciwidey. Kini, ada lagi objek wisata alternatif selain Pangalengan dan Ciwidey.

Namanya Maranganani Camp. Lokasi objek wisata ini memang jauh dari Pangalengan dan Ciwidey, namun masih berada di Kabupaten Bandung. Lokasinya berada di wilayah Cilengkrang tepatnya di Jalan Raya Palalangon Palintang, Desa Cipanjalu.

Objek wisata ini menawarkan sensasi liburan baru bagi wisatawan. Objek wisata tersebut menghadirkan spot foto menarik dilengkapi dengan payung diantara pohon pinus. Kemudian terdapat area bersantai untuk menyantap makanan atau hanya sekedar ngopi bersama teman atau keluarga.

Udara yang sejuk dilengkapi dengan banyaknya pohon pinus membuat objek wisata ini teduh dan nyaman. Tempatnya juga jauh dari hiruk pikuk perkotaan.

Pengelola Maranganani Camp, Hendrik mengatakan objek wisata tersebut berada di sebuah bukit yang dihimpit dua gunung. Di antaranya Gunung Manglayang dan Gunung Palasari.

“Awal berdirinya 2021, baru berjalan dua bulan, kita langsung ketutup sama PPKM pas dulu COVID-19 selama 8 bulan lah. Kemudian buka lagi sampai sekarang, terus orang banyak mengenalnya ini adalah wisata payung,” ujar Hendrik, saat ditemui detikJabar, Minggu (21/5/2023).

Dia mengungkapkan awalnya tempat tersebut hanya digunakan untuk hiburan keluarga. Tempat itu lalu disulap dan dibuka untuk umum. Pengelola mempercantik dengan hiasan payung-payung.

“Kemudian saat pembangunan tiba-tiba muncul orang-orang satu, dua orang. Mereka mungkin ke kota gak bisa, da lagi PPKM. Maka banyak yang datang ke sini. Melihat peluang itu, Perhutani juga bilang ya udah jadiin wisata aja. Makanya sekarang dikerjasamakan dengan Perhutani,” ucapnya.

Gayung bersambut, mulai banyak wisatawan mendatangi tempat tersebut. Hingga akhirnya pengelola menerapkan sistem tiketing.

“Antusias warga juga alhamdulillah. Pas pertama buka bisa sampai 1.200 orang. Kalau sekarang biasanya gak lebih dari puluhan lah, gak sampai ratusan. Mereka biasanya ke sini hanya makan-makan doang,” bebernya.

Hendrik menyebutkan nama Maranganani tersebut terinspirasi dari pohon bambu yang bernama Maranganani. Menurutnya di wilayah tersebut awalnya banyak pohon bambu yang ditanam dan sempat hilang.

“Nah perbukitan ini banyaknya maranganani, kemudian sempat hilang. Pas kita di sini kita coba tanam kembali tanaman itu. Jadi dibalikin lagi ke habitat awalnya,” katanya.

Menurutnya objek wisata tersebut memiliki konsep wisata yang ramah bagi keluarga. Sehingga dari anak-anak hingga orang dewasa cocok mengunjungi tempat tersebut.

“Kalau konsep hariannya adalah di kuliner. Jadi sambil kuliner, sambil bisa foto-foto, sambil bisa ngobrol-ngobrol. Kata ownernya yang punya ada istilahnya mah anak-anak happy, bapak-bapak ngopi, ibu-ibu selfie,” jelasnya.

Harga tiket masuk objek wisata tersebut per orangnya hanya Rp 10 ribu. Kemudian bagi pengunjung yang ingin camping dikenakan biaya Rp 25 ribu per orang.

“Pengunjung yang ke sini biasanya dari warga sekitar. Soalnya kebanyakan saat ini adalah masyarakat datang ke sini adalah botram, kumpul-kumpul. Jadi kita bebas aja, mau bawa makanan dari luar juga,” kata Hendrik.

“Kemudian yang ke sini juga banyak yang cuma ngopi, nongkrong, jauh dari handphone, kebetulan sinyal juga di sini terbatas. Jadi ya niis aja ke sini mah,” tambahnya.

Bagi masyarakat yang akan mengunjungi Maranganani Camp bisa mengambil jalan menuju Alun-alun Ujungberung, Kota Bandung. Kemudian pengunjung bisa menuju arah atas dengan jarak tempuh hingga 7 km dengan waktu hanya 20 menit.

Setelah menemui jalan cagak, pengunjung bisa mengambil jalan ke arah kanan menuju arah Palintang. Setelah menemui warung Warlos, masih terus lurus ke arah atas. Kemudian setelah menemui pepohonan pinus Maranganani Camp tepat berada di sebelah kiri.

Sumber : detik.com