KUMPARAN.COM (14/04/2022) | Aroma tanah dan rerumputan memenuhi indra penciuman kala menapakkan kaki ke kawasan hutan wisata De Djawatan. Sejauh mata memandang, hanya tampak barisan pohon trembesi setinggi lebih dari 20 meter, lengkap dengan daun-daun hijaunya yang rimbun.

Ratusan pepohonan yang amat besar ini memberi kesan magis yang membuat pengunjung merasa seperti berada dalam dunia fiksi. Beberapa orang bahkan menyamakan hutan ini dengan Hutan Fangorn pada film fiksi Lord of The Rings.

Wisata hutan seluas kurang lebih 4 hektare ini berlokasi di Benculuk, Kecamatan Cluring, Banyuwangi, Jawa Timur. Awalnya, hutan De Djawatan dikenal dengan nama Tapel Alas oleh warga sekitar. Menurut salah seorang petugas di sana, kawasan hutan ini telah ada sejak zaman Belanda dan diperuntukkan sebagai tempat menimbun kayu-kayu hasil hutan produksi. Pohon-pohon trembesi di sana diperkirakan telah berusia lebih dari 100 tahun.

Di bawah kelola Perusahaan Umum Kehutanan Negara (Perum Perhutani), kawasan ini disulap menjadi lokasi wisata alam dengan hutan trembesi sebagai daya tarik utamanya. Setelah tutup sementara waktu pada awal pandemi, kawasan wisata Hutan De DJawatan kembali dibuka untuk pengunjung.

Suasana yang sejuk karena pepohonan yang rindang membuat objek wisata ini menjadi pilihan bagi orang-orang yang sehari-harinya tak lepas dari ingar bingar kota. Wisata hutan ini dapat dikunjungi dari pukul 7 pagi hingga 5 sore setiap harinya. Hanya dengan membayar harga tiket masuk sejumlah Rp5.000 per orang serta biaya parkir kendaraan, pengunjung sudah dapat menikmati suasana magis hutan De Djawatan.

Berbagai cara nikmati sejuknya suasana
Tidak hanya menawarkan pemandangan alam, Hutan De Djawatan juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang dapat dinikmati pengunjung. Berbagai spot foto menarik di antara pohon-pohon besar membuat kawasan ini menjadi pilihan beberapa orang untuk melakukan photo shoot. Pada beberapa pohon besar terdapat rumah kayu yang dapat dinaiki pengunjung secara gratis.

Saat berada di rumah pohon, pengunjung dapat dengan bebas berfoto dan mengabadikan momen berada di antara rimbunnya dahan. Akan tetapi, perlu kehati-hatian saat menaiki anak tangga rumah pohon yang cukup curam.

Selain rumah pohon, terdapat pula fasilitas penyewaan delman dengan tarif Rp15.000 per orang. Delman ini akan membawa pengunjung berkeliling kawasan hutan dan menikmati silirnya angin. Jika tak ingin menaiki delman, pilihan lain seperti ATV dan motor trail juga dapat disewa pengunjung dengan harga yang relatif terjangkau. Fasilitas publik lain seperti musala dan toilet pun juga tersedia untuk pengunjung.

Bagi pengunjung yang sekadar ingin menikmati suasana sejuk dan rindangnya pepohonan, De Djawatan menyediakan penjual makanan dengan kursi-kursi santai di sekitarnya. Jumlah penjual makanan di sana tidak begitu banyak, sehingga membawa bekal sendiri dari rumah dapat menjadi salah satu opsi bagi pengunjung. Akan tetapi, pengunjung harus tetap menjaga kebersihan lingkungan alam dengan membuang sampah pada tempatnya serta tidak melakukan vandalisme, khususnya pada batang-batang pohon.

Hal lain yang perlu diperhatikan pengunjung saat ingin berkunjung ke De Djawatan adalah cuaca. Mengingat lokasi yang didominasi oleh tanah dan pepohonan, kawasan wisata ini mungkin bukan pilihan terbaik saat cuaca sedang hujan dan angin besar. Jika hujan lebat dan berangin besar, pengunjung perlu berhati-hati dengan genangan air dan potensi robohnya dahan pohon yang sudah tua. Oleh karena itu, wisata alam ini sangat cocok didatangi saat cuaca cerah.

Bagi kalian yang berencana untuk melakukan trip ke daerah Jawa Timur, hutan De Djawatan dapat menjadi salah satu destinasi wisata murah meriah dan menyenangkan bagi seluruh anggota keluarga.

 

Sumber : kumparan.com

Tanggal : 14 April 2022