TRIBUNJATENG ONLINE, UNGARAN – Mobil berpelat merah H 1 tiba-tiba berhenti di pintu gerbang Wana Wisata Hutan Penggaron, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Selasa (1/10/2013). Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo turun dan menghampiri petugas loket.

“Ramainya hari apa?” tanya Ganjar.

“Ramainya Sabtu dan hari libur, Pak,” jawab sang petugas.

Ganjar kemudian keliling Wana Wisata Hutan Penggaron dan berhenti di kawasan Drive in Golf. Ganjar manggut-manggut ketika melihat kawasan Wana Wisata Hutan Penggaron menyimpan potensi cukup besar untuk meningkatkan pariwisata Jawa Tengah.

“Kalau kita punya niatan untuk mengembangkan potensi wisata di Jawa Tengah, potensi di sini oke banget, dekat kota, akses jalannya bagus termasuk dekat tol. Dari sisi jalan tidak ada masalah, ini harus terus didorong,” ujarnya.

Pengembangan wisata di Hutan Penggaron, kata Ganjar, bisa dilakukan melalui mekanisme kerja sama operasi (KSO). “Kalau kendalanya model pengelolaan, sebenarnya bisa segera didorong dari sekarang untuk memilih yang mana model pengelolaannya. Jadi dihitung dulu untung ruginya dari segala macam aspek untuk model pengelolaannya,” ujarnya.

Ganjar mengatakan, tren penurunan pengunjung Wana Wisata Hutan Penggaron akibat tidak adanya wahana lain selain wisata alam.

”Kalau wisata alam dan fasilitasnya mung kaya ngene ya tidak menarik pengunjung. Konsep Taman Safari sangat menarik, juga banyak wahana dimunculkan, baik alam dan wahana lainnya. Kalau mau membayangkan wahananya sekelas Disneyland, jangan sekelas Ancol,” ujarnya.

Untuk mewujudkan Jateng Park, kata Ganjar, harus segera dipercepat perencanaan pembangunannya. “Dengan dibangunnya Jateng Park akan meningkatkan nilai tambah bagi daerah di sekitarnya. Jadi harus dipercepat, kalau bisa didorong terus kapan mulai bekerja dan rencana aksinya,” katanya.

General Manager Kesatuan Bisnis Mandiri Jasa Lingkungan Pengelolaan Lain, Perhutani, Budi Setiono mengatakan, pembangunan Jateng Park di lahan Perhutani seluas 500 hektar sudah siap dilaksanakan.

“Investor dari PT Bangunrimba Abadi yang juga mengelola taman safari di Jawa Barat dan Jawa Timur sudah berminat. Mereka telah melakukan pembahasan dan peninjauan di lokasi pada Juli 2013 lalu,” ujarnya.

Untuk konsep, kata Budi, dari pihak investor menawarkan tema padang pasir. “Menurut investor tempat wisata harus punya tema, kalau tidak ada tema pengunjung akan bosan. Jika terealisasi ditargetkan sebanyak satu juta pengunjung. Kalau saat ini pengunjung wana wisata pada tahun 2012 mencapai 10.998 pengunjung dan trennya turun dari tahun ke tahun,” ujarnya.

Budi mengatakan taman safari akan menempati lahan seluas 50 hektar atau 10 persen dari total luas lahan. “10 persen hanya untuk taman safari, sisanya untuk wisata alam, golf, penginapan dan lainnya. Namun konsepnya tidak mengubah alam, menebang pohon, tidak mematikan mata air, dan tidak menggangu resapan air tanah,” ujarnya.

Untuk rencana pembangunan, kata Budi, sudah dibahas dan disetujui Pemprov Jateng dan Pemkab Semarang. “Kendala dalam pembangunan Jateng Park adalah model pengelolaan yakni apakah memakai sistem kerjasama, pinjam pakai, atau tukar guling, itu belum diputuskan. Model pengelolaan masih akan dibahas dengan Dirjen dan Kementerian,” ujarnya.

Seusai instruksi Gubernur, kata Budi, pihaknya akan mengirim surat kepada investor dan semua pihak terkait untuk membahas pembangunan Jateng Park. “Minggu ini akan kami surati semua pihak termasuk investor untuk pembahasan lebih lanjut terkait pembangunan Jateng Park,” ujarnya.

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Galih Permadi