JAWAPOS.COM (13/09/2022) | Lereng Gunung Lawu masih menjadi habitat alami macan tutul jawa. Menurut Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jatim, diduga ada lima ekor macan tutul jawa yang hingga kini hidup di alas wilayah Magetan.
‘’Sudah terekam kamera, lima ekor,’’ kata Kasi Perencanaan, Perlindungan, dan Pengawetan BBKSDA Jatim Nur Rohman.
Pekan lalu, satwa bernama ilmiah Panthera pardus melas itu sempat terekam kamera milik BBKSDA di Desa Bedagung, Panekan. Diketahui, pihak BBKSDA menyebar sembilan camera trap di sejumlah desa di Panekan, Plaosan, dan Poncol.
‘’Kami masih identifikasi, apakah termasuk salah satu dari lima ekor itu atau berbeda,’’ ujarnya, Selasa (13/9).
Lokasi terekamnya macan tutul jawa berada di kawasan hutan milik Perhutani. Jaraknya hanya tiga kilometer dari permukiman warga di Bedagung. Menurut Nur, hutan di sekitar Bedagung merupakan kawasan jelajah macan tutul jawa untuk mencari mangsa.
‘’Di kawasan ini, potensi keanekaragaman hayatinya masih tinggi,’’ ungkapnya.
BBKSDA Jatim mengkaji rencana menjadikan kawasan hutan Bedagung sebagai Kawasan Ekosistem Esensial (KEE). Guna melindungi keanekaragaman hayatinya dari manusia. ‘’Macan tutul itu top predator.
Hewan mangsanya harus tersedia,’’ jelasnya. ‘’Sehingga, keanekaragaman hayati di habitatnya harus terjaga,’’ imbuh Nur.
Kades Bedagung Barno menyampaikan, warga diminta menjauhi area hutan Perhutani lantaran menjadi habitat dari kucing besar tersebut. Pada 2007 silam, seekor macan tutul jawa ditemukan dalam kondisi terluka di pekarangan warga.
Sempat menyerang warga, namun tidak sampai berakibat fatal. ‘’Jangan sampai terjadi gesekan antara petani dengan satwa liar seperti macan tutul, rusa, atau kera,’’ kata Barno. (hyo/c1/naz)
Sumber : jawapos.com
Tanggal : 13 September 2022