MERDEKA.COM (07/09/2021) | Menginjakkan kaki pertama kali di di sini rasanya seperti berada di negeri dongeng. Bagaimana tidak? Pemandangan hutan yang disuguhkan di Desa Benculuk, Kecamatan Cluring, Banyuwangi ini membuat kamu serasa tak percaya sedang berada di Indonesia. Memang bukan menjadi rahasia lagi jika Banyuwangi memiliki pesona alam yang tiada duanya, salah satunya di hutan unik ini.

Pepohonan tinggi dengan dahan yang meliuk-liuk lebar tumbuh rindang bak kanopi. Di dahannya tanaman paku tumbuh lebat menambah kesan estetik. Dari kejauhan, sinar mentari tembus di antara daun-daun kecil pohon raksasa. Jatuh cantik ke permukaan tanah.

Keindahan hutan ini hanya bisa dijumpai di hutan wisata De Djawatan. Hutan seluas 4 ha ini dipenuhi dengan pohon Trembesi yang berusia ratusan tahun. Pohon Trembesi lah yang menjadi daya tarik utama di lokasi wisata ini. Berkat keelokannya, tumbuhan bernama ilmiah Samanea saman ini selalu sukses membuat takjub setiap pengunjung.
Tinggi menjulang dan berukuran raksasa, pohon-pohon trembesi di De Djawatan ini diperikiran sepertiganya berusia 100-200 tahun. Ya, sebelum terkenal sebagai obyek wisata, masyarakat Benculuk lebih mengenal hutan ini sebagai Tapel Pelas.

Sejak masa kolonial Belanda, Tapel Pelas dijadikan lokasi tempat penimbunan kayu (TPK) dan hasil hutan yang dikelola Perhutani. Hingga akhirnya lokasi TPK dipindahkan ke Desa Gaul, Kecamatan Purwoharjo dan Desa Ringintelu, Kecamatan Bangorejo. Membuat Tapel Pelas pun tak ada lagi aktivitas pekerja menumpukkan kayu-kayu hasil hutan. Lantas viral pada 2017 lalu.

Meski begitu, sisa-sisa potongan kayu gelondongan yang bertumpuk-tumpuk masih bisa disaksikan di sekitar De Djawatan.
Hutan De Djawatan mulai viral pada 2017 silam, keindahan hutan ini tersebar di media sosial. Setelah viral pemerintah setempat menjadikannya hutan ini sebagai obyek wisata alam. Kini, hutan tersebut berada di bawah pengelolaan Perum Perhutani wilayah Kesatuan Pemangkuan Hutan Banyuwangi Selatan.

Kini, hutan pun sudah dilengkapi dengan fasilitas yang memadai seperti warung, toilet dan parkir. Untuk menyusuri hutan ini, pengunjung pun tak perlu lagi berjalan kaki. Mereka bisa menjelajah hutan dengan delman. Seru banget kan?
Keindahan De Djawatan juga sering disebut sebagai hutan The Lords of The Rings. Jika kamu ingat, di film ini ada ada sebuah hutan yang berlokasi di Selandia Baru. Nah, Hutan De Djawatan disebut sangat mirip dengan hutan dalam film tersebut.

Jika kamu lihat, di bawah pohon rumput-rumput juga tumbuh subur di sekitar trembesi. Hal ini karena Trembesi dikenal sebagai pohon hujan. Trembesi memiliki kemampuan besar dalam menyerap airsehingga menyebabkan dahannya begitu lembab. Pohon ini pun menjadi rumah paling nyaman bagi tumbuhan epifit, seperti jenis paku-pakuan.
Enggak bisa dipungkiri lagi, kalau seluruh sudut di hutan ini memang sangat Instagramable. Enggak heran, kalau hutan ini seringkali menjadi lokasi pemotretan prewedding. Ditambah tiket masuk wisata ini pun ramah di kantong, tak lebih dari Rp5.000 per orang sedangkan tarif delman sekitar Rp15.000 per orang.

Selain cantik, rupanya pohon trembesi juga termasuk salah satu tumbuhan yang menghasilkan oksigen dengan kuantitas di atas rata-rata.Datang ke De Djawatan, udara sejuk dan segar pun langsung menyelimuti.Gimana, jadi kapan mampir ke De Djawatan? (mdk/Tys)

Sumber : merdeka.com

Tanggal : 07 September 2021