KORAN-SINDO.COM (17/5/2017) | Komunitas Koalisi Pemuda Hijau Indonesia (Kophi) Jawa Tengah (Jateng) menggelar kegiatan bertajuk “Hutanesia”. Acara itu sudah digeber sejak April lalu.

Kampanye perlindungan hutan digelar di 10 kampus yang tersebar di Purwokerto, Solo, dan Kota Semarang. Di Kota Lumpia menyasar kampus Universitas Islam Sultan Agung pada 17 April. Disusul di Universitas Katolik Soegijapranata, Universitas Dian Nuswantoro, Universitas Diponegoro, Universitas Semarang, Universitas Islam Negeri Walisongo, dan Universitas Negeri Semarang. Kemudian, di Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta, Universitas Jenderal Soedirman, dan sebagai penutup di Universitas PGRI Semarang.

Kegiatan tersebut mengundang narasumber Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) di masing-masing daerah sebagai pembicara dengan audiens mahasiswa dan anggota pencinta alam. Selain itu, anggota Kophi juga diajak observasi langsung ke hutan Sokokembang Pekalongan, yang didampingi oleh komunitas konservasi Owa, yakni Swara Owa dan Haliaster. Mereka dipandu oleh warga lokal dalam menyusuri hutan yang masih perawan tersebut. Kegiatan itu juga menjadi ajang sarasehan pengelolaan hutan bersama warga sekitar. “Bagi kami, Sokokembang bukan sekadar hutan. Ini sumber kehidupan kami,” kata Damuri, warga setempat.

Puncak rangkaian Hari Hutan Indonesia ditutup dengan talkshow mengenai pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM) oleh Perhutani dan DLHK, temu usaha produsen produk hasil hutan di Pesta Keboen Jalan Veteran Semarang pada Sabtu (13/5). Hadir dalam penutupan tersebut, yakni stan dari Gapoktan Desa Bedono dengan produk Kopi Sirap, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Syarina dengan produk kerajinan eceng gondok, Kelompok Mangrove Mangkang; Kelompok Mangrove Kartika Jaya Kendal, Kelompok Wanita Tani Jaya Makmur dengan produk olahan jamur, empon-empon (jahe, kunyit), dan olahan gula aren dari Rasyid Jaya Rottan Gunungpati.

“Kita berharap dapat meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap produk hasil hutan sehingga masyarakat tidak asing. Dengan membeli produk hasil hutan, mereka bersedia mendukung perlindungan hutan sehingga perekonomian pengelola hasil hutan ikut meningkat,” papar penanggung jawab Hutanesia, Nanik Latifah. Ketua Umum Kophi Jateng Sutrisno berharap rangkaian acara Hari Hutan Indonesia dapat menjadi ajakan kepada generasi muda untuk membantu gerakan perlindungan hutan.

Banyak cara yang dilakukan oleh muda-mudi untuk ikut menyukseskan program pemerintah dalam mengurangi alih fungsi hutan. “Mengadopsi pohon dan memanfaatkan media sosial yang dekat dengan anak muda, bisa sebagai sarana kampanye ajakan perlindungan hutan,” kata Sutrisno.

Sumber : koran-sindo.com
Tanggal : 17 Mei 2017