ANTARAJATENG.COM (22/11/2016) | Pemerintah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, berencana menggandeng Perum Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Kedu Utara untuk mengembangkan tanaman kopi di lahan Perhutani di kawasan lereng Gungung Sindoro dan Sumbing.
Bupati Temanggung, Bambang Sukarno di Temanggung, Selasa, mengatakan hal ini sebagai upaya pengembangan budidaya tanaman kopi, terutama jenis arabika yang bisa ditanam di atas ketinggian lebih dari 1.200 meter di atas permukaan laut.
Ia mengatakan, dalam kerja sama tersebut nantinya petani tidak perlu menyewa lahan, petani hanya memanfaatkan lahan Perhutani untuk tanaman kopi dan tanaman keras lainnya seperti pohon damar.
“Sistemnya bagi hasil, petani tidak perlu mengeluarkan uang untuk menyewa lahan, tetapi hasilnya harus ada sharing atau bagi hasil,” katanya.
Di sebelah tanaman kopi, katanya bisa ditanami pohon damar untuk naungan. Selain itu pohon damar juga bisa diambil getahnya sebagai bahan baku kemenyan.
Menurut dia petani juga bisa menanam rumput kolojono di sekitar tanaman kopi dan pohon damar. Rumput ini nantinya bisa dijadikan sebagai pakan ternak seperti kambing atau sapi.
“Nanti akan saya usahakan ada bantuan hewan ternak, jadi tidak hanya merawat kopi saja, dari hasil ternak ini petani juga bisa menambah penghasilan,” katanya.
Ia mencontohkan di Desa Kwadungan Gunung lereng Gunung Sindoro, lahan milik Perhutani seluas 36 hektare yang masih belum dimanfaatkan untuk tanaman kopi, lahan ini bisa dimanfaatkan oleh petani untuk membudidayakan tanaman kopi.
Ia mengatakan pengembangan tanaman kopi ini sebagai salah satu langkah untuk memenuhi permintaan kopi jenis arabika yang semakin melonjak. Apalagi setelah dirinya membawa kopi arabika Temanggung ke Atlanta beberapa waktu lalu.
“Kopi arabika Temanggung sudah mendunia, sudah terkenal sehingga saat ini permintaannya cukup tinggi,” katanya.
Seorang pedagang kopi di Desa Kwadungan Gunung, Kecamatan Kledung, Zaenal Arifin (36) menuturkan, pada masa panen raya tahun ini permintaan kopi arabika dari lereng gunung Sindoro cukup tinggi, padahal persediaan kopi di tingkat petani masih sangat terbatas.
“Belum semua petani di wilayah Kecamatan Kledung membudidayakan tanam kopi, jadi produksinya masih sedikit,” katanya.
Ia menyebutkan setiap bulan mengirim biji kopi antara 50 kilogram hingga satu kuintal ke sejumlah daerah seperti, Jakarta, Surabaya, Cilacap, dan Tangerang.
Sumber : antarajateng.com
Tanggal : 22 November 2016