MADIUN, PERHUTANI (28/02/2019) | Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Madiun bersama Lembaga Masyarakat Pengelola Sumber Daya Hutan (LMPSDH) Wonorejo Desa Sidoarjo Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo melakukan  Penen Raya Jagung di lahan hutan, Kamis (28/2).

Panen tersebut berasal dari lahan seluas 23 ha di petak 33b1 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Sukun  Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Sukun yang menghasilkan produksi jagung basah sebanyak 207 ton.

Administratur Perhutani KPH Madiun Wakhid Nurdin melalui Wakil Administratur Madiun Selatan Hendra Lesmana mengatakan, Perhutani sangat mendukung program pemerintah yaitu ketahanan pangan dan pemberdayaan masyarakat  sekitar hutan melalui kegiatan agroforestry. “Kita akan meningkatkan kerja sama dengan berbagai stakeholders baik LMPSDH maupun Instansi pemerintah terkait, agar peningkatan produksi jagung dari wilayah hutan Perhutani KPH Madiun bisa tercapai dengan optimal”, imbuhnya.

Sementara itu Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Andriko Noto Susanto yang hadir dalam acara panen raya tersebut menyampaikan, “Panen raya jagung membuktikan kalau petani kita mampu ber swasembada pangan, harapannya jika panen jagung melimpah maka tahun 2019 kita tidak perlu mengimpor jagung lagi, dan bila perlu kita akan mengekspor,” ungkapnya.

Andriko juga minta kepada Badan Urusan Logistik (Bulog) sebagai wakil pemerintah untuk hadir dtengah-tengah petani khususnya saat panen raya yang berpotensi mengalami harga jatuh. Menurut dia pemerintah telah mengeluarkan kebijakan harga acuan pembelian ditingkat petani dan harga acuan penjualan ditingkat konsumen melalui Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) nomor 96 tahun 2018 untuk menjaga stabilisasi harga dan pasokan pangan, ujarnya. “Dalam hal ini Bulog harus bergerak cepat ketika harga jagung di petani turun dibawah harga acuan,” pungkasnya. (Komp-PHT/Mdn Ysf)

 
Editor : Ywn
Copyright©2019