inovasi karhut dok PR MJK@2014

Dok.Kom-PHT/Mjk @2014

MOJOKERTO, PERHUTANI (29/10) – Intensitas kebakaran hutan Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Mojokerto diakui tidak terlalu mengkhawatirkan. Jauh menurun dari tahun sebelumnya sebagai adanya upaya sinergitas antar stakeholders dan peran Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dalam Posko Pengendalian dan Pencegahan Bahaya Kebakaran Hutan KPH Mojokerto.

Alhamdulillah, tahun ini titik-titik api yang terus kita pantau selalu menurun. Ini menunjukkan kepedulian masyarakat sekitar hutan (LMDH) terhadap api sudah mulai tinggi. “Ada kecenderungan tidak melakukan pembakaran hutan saat membuka lahan,” aku Administratur Mojokerto, Agus Sarwedi di ruang kerjanya, Rabu.

Walau pun menurun, menurut dia, memang masih ada titik api (hotspot) di kawasan hutan yang berdekatan dengan akses jalan raya dan rata-rata terjadi dekat dengan aktivitas manusia sekitar hutan. Luasannya pun tidak begitu besar, hanya antara 1 – 2 hektare. Itupun cepat ditangani, apalagi dengan keterlibatan Forum Komunikasi Lembaga Masyarakat Desa Hutan (Forkom LMDH) KPH Mojokerto saat ini.

Kesadaran masyarakat semakin tinggi untuk lebih peduli dengan lingkungan hutan sekitarnya. “Ibaratnya menagih peran LMDH terhadap gangguan kebakaran hutan sedikit-demi sedikit terlunasi”, tambah Agus Sulthoni selaku Waka Administratur / Koodinator Keamanan (Korkam) KPH Mojokerto.

Penurunan intensitas kebakaran hutan dan lahan ini lantaran pihaknya terus melakukan upaya pencegahan. Salah satunya dengan membentuk kelompok masyarakat pemantau api di setiap LMDH se KPH Mojokerto yang anggotanya masyarakat sekitar hutan peduli api. Mereka ini rutin memantau dan melaporkan titik-titik api atau kebakaran di seluruh wilayah hutan KPH Mojokerto kepada Pos Waspada Kebakaran Hutan yang ada di tiap Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) dan diteruskan ke Poskodal yang ada di Kantor KPH Mojokerto. Merekapun aktif ikut membantu upaya pemadaman bersama petugas Perhutani yang ada.

Disamping itu, inovasi di bidang peralatan pemadam terus dilakukan pihaknya. Mulai modifikasi mobil pemadam, penyemprot api model rangsel punggung, bahkan alat gepyok  sekalipun.

“Mudah-mudahan pada Nopember ini sudah turun hujan”, kata Agus Sulthoni menutup perbincangan. (Kom-PHT Mojokerto / Eko Eswe) 

Editor  :  Dadang K Rizal

@copyright 2014