KEDU SELATAN, PERHUTANI (28/10/2021) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Selatan menjadi salah satu pengisi acara atau narasumber pada Focus Group Discusion (FGD) Sosialisasi Gerakan Masyarakat Sadar Lingkungan (Masdarling) di Pantai Suru Manis Desa Pasir, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen yang diinisiasi oleh Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Jawa, Senin (25/10).

Hadir pada acara tersebut Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Jawa beserta jajaran, Kepala Kantor Lingkungan Hidup dan Lingkungan Provinsi Jateng, Kepala Seksi Perencanaan dan Pengembangan Bisnis, Kepala Seksi Produksi dan Perhutanan Sosial KPH Kedu Selatan, jajaran dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kebumen, Dinas Pariwisata Kebumen, sejumlah aktifis pegiat lingkungan, serta anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dengan total peserta kurang lebih 43 orang.

Administratur KPH Kedu Selatan, Komarudin melalui Kasi Perencanaan dan Pengembangan Bisnis Farichin, menyampaikan bahwa pengelolaan hutan yang dilakukan oleh Perhutani diupayakan selalu melibatkan Masyarakat Desa Hutan (MDH) dengan pola kerjasama sistim berbagi, baik berbagi peran maupun berbagi hasil.

“Dengan begitu MDH mendapat lapangan pekerjaan sehingga kesejahteraannya meningkat. Seperti halnya yang kami lakukan hari ini, mengukuhkan kerjasama pengelolaan hutan dengan LMDH Rimba Lestari desa Pasir kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen. Namun Tentunya dalam kerjasama pengelolaan hutan ini diharapkan tetap mematuhi aturan-aturan yang ditetapkan, diantaranya tetap menjaga keindahan, kelestarian alam dan budaya setempat,” begitu himbaunya.

Sementara itu, Kepala P3E Jawa, Abdul Muin dalam sambutannya mengajak semua dan khususnya pengelola wisata untuk selalu menjaga kebersihan, keindahan serta kelestarian lingkungan.

“Apalagi dengan menurunnya kasus covid 19, hal ini dimungkinkan terjadi pergerakan masyarakat atau membludagnya pengunjung. Bagi pengelola untuk bersiap diri dengan memasang himbauan -himbauan antara lain larangan membuang secara sembarang, tidak melakukan corat-coret, tidak merusak tanaman ataupun batuan-batuan yang ada, agar karakteristik lingkungan tetap terjaga. Disamping itu budaya dari masyarakat setempat perlu dilestarikan. Harapannya ekonomi masyarakat meningkat namun alam beserta ekosistemnya tetap lestari,” pungkasnya. (Kom-PHT/Kds/Rwi)

Editor : Ywn
Copyright©2021