SURABAYA, 11 Juli 2012. Pagi ini, pukul 09.00, Direktur Utama Perhutani Bambang Sukmananto dan Direktur Utama PT. Berdikari (Persero) Librato El Arif melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dalam rangka kerjasama pengembangan industri kayu. Penandatanganan kesepakatan dilakukan di Kantor Perum Perhutani Unit II Jawa Timur, Jl. Genteng Kali 49 Surabaya.
PT Berdikari (Persero) melalui anak perusahaannya yaitu PT. Berdikari Meubel Nusantara memiliki lini bisnis di bidang industri furnitur dengan pangsa pasar eskpor. Pabriknya terletak di Pandaan Malang. Sementara itu Perum Perhutani adalam produsen kayu terbesar di P. Jawa yang memproduksi jenis Pinus, Jati, Mahoni dan jenis lain. Latar belakang masing-masing tersebut yang menggiring kedua BUMN untuk bekerjasama. Dengan MoU ini maka Perhutani akan membantu suplay bahan baku yang dibutuhkan oleh PT. Berdikari, untuk kemudian diolah menjadi produk-produk outdoor furniture yang dipasarkan ke Eropa.
Menurut Bambang Sukmananto, kerjasama ini dilatarbelakangi oleh keinginan Menteri BUMN Dahlan Iskan agar BUMN-BUMN fokus pada core bisnisnya dan melakukan saling sinergi untuk memperkuat bisnis masing-masing. “Core bisnis Perhutani adalah produksi dan industri kayu, jadi pas kalau kita bekerjasama dalam hal industri kayu dengan PT. Berdikari,” katanya.
Dikatakan Bambang, kerjasama ini merupakan langkah awal untuk nantinya dilakukan akuisi PT. Berdikari Meubel Nusantara oleh Perhutani. “Istilahnya ini adalah proses pacaran, sebelum nanti menikah” ujarnya. Kerjasama ini, kata Bambang, adalah proses saling mengenal, sehingga ketika pas nantinya dilakukan akuisi masing-masing sudah memiliki keterikatan batin yang kuat. “Ini juga sesuai dengan recana pengembangan bisnis Perhutani yang akan lebih meningkatkan industri,” katanya.
Sementara itu, Librato El Arif menyambut gembira ditandatanganinya kesepakatan ini. “Ini adalah momentum untuk meningkatkan kinerja PT. Berdikari Meubel Nusantara,” katanya. Dikatakan Arif, meski tertekan krisis Eropa, sampai saat ini kinerja anak perusahaannya tersebut sangat baik. “Namun memang kita agak kesulitan untuk meningkatkan, disebabkan salah satunya karena kesulitan bahan baku.” Arif berharap, dengan teratasinya problem penyediaan bahan baku, maka PT. Berdikari Meubel Nusantara akan lebih bisa bertahan menghadapi tekanan krisis bahkan berekspansi ke pasar lain.
Arif juga mengatakan tidak masalah apabila nantinya PT. Berdikari Meubel kemudian diakuisi oleh Perhutani. “Kami ke depan akan berkonsentrasi di bidang peternakan sebagai core bisnis, seperti yang diinginkan oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan,” katanya.
Humas Perhutani