seminar lapangan kayu pth doc PRMJK@2014 copy

Dok. PR Mjk/@2014

MOJOKERTO, PERHUTANI, (20/5) – Perhutani Mojokerto melaksanakan Panen Perdana dan diskusi pengelolaan Kayu Putih Klon Unggul oleh Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (PUSLITBANG) Perhutani, Suwarno, Kepala Divisi Industri Gondorukem, Terpentin, Derivat dan Minyak Kayu Putih (Kadiv Indistri GTD dan MKP), Lukman Imam Syafi’i  dan General Manager Industri Non Kayu, Sajim Hasanudin di petak 62 i, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Sidodadi, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Ngimbang, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Mojokerto, Selasa.

Pemanenan pertama oleh Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (PUSLITBANG) Perhutani, Suwarno dilaksanakan pada klon kayu putih unggul bibit hasil stek pucuk dan benih unggul dengan rendemen minyak kayu putih di atas 1%. Hasil pemangkasan pertama klon unggul kayu putih diperoleh biomasa 8 sampai 11 kg daun pada umur satu setengah (1.5) tahun.

Hasil pemanenan perdana pada klon kayu putih unggul umur dua setengah (2.5) tahun yang dilaksanakan oleh Kepala Divisi Industri Gondorukem, Terpentin, Derivat dan Minyak Kayu Putih, Lukman Imam Syafi’I diperoleh biomasa 20 kg daun kayu putih.

Sedangkan hasil uji petik pemanenan pada tanaman rutin kayu putih di KPH Mojokerto pada umur empat (4) tahun diperoleh rerata biomasa 7.1 kg daun kayu putih.
“Kalau dilihat dari hasil panen perdana tersebut, pengembangan kayu putih klon unggul, sangatlah prospektif dan menjanjikan”, ungkap Kapuslitbang, Suwarno. “Karena tidak perlu menunggu empat tahun, pada usia lebih muda, jenis unggul ini sudah bisa dipungut daunnya, disamping hasilnya juga luar biasa”, tegasnya.

Panen perdana dan diskusi pengelolaan kayu putih klon unggul ini merupakan bentuk informasi sekaligus sosialisasi kayu putih unggul hasil pemuliaan pohon dan bagian dari upaya  penanganan tenurial dengan tanaman kayu putih serta upaya strategis pengembangan potensi besar hasil hutan non kayu untuk mendukung revitalisasi industri yang tengah dikedepankan Perum Perhutani, ungkap Suwarno saat diskusi lapangan yang dihadiri lebih dari 50 peserta. Diantaranya para Administratur yang mempunyai Kelas Perusahaan Kayu Putih di wilayah Perum Perhutani, jajaran Puslitbang dan segenap Asper KPH Mojokerto.

Pada kesempatan tersebut, Kepala Divisi  Industri GTD dan MKP mengatakan, pengelolaan kayu putih sangatlah prospektif dan merupakan bentuk usaha yang “liquid” asalkan dibarengi dengan peningkatan produktivitas daun kayu putih sebagai bahan baku industri minyak kayu putih dan terpenting penanganan masalah sosialnya yang sampai ini belum juga tergarap dengan baik. “Untuk itu perlu dibangun formula, diantaranya penerapan pola tanam MR dengan jarak tanam 12 X 9 meter, 12 meter untuk tanaman pokoknya dan 9 meter untuk sosialnya”, papar Lukman Imam Syafi’i.

Selain kegiatan panen perdana dan diskusi yang cukup “gayeng”, juga dipaparkan oleh Kepala Biro Kelola Sumberdaya Hutan Puslitbang, Corryanti Triwahyuningsih tentang Kayu Putih unggulan untuk Perhutani. (PR Mojokerto / Eko Eswe)
Editor  : Dadang K Rizal
@copyright 2014