BANYUWANGI BARAT, PERHUTANI (10/11/2024) | Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Barat bersama Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) Yatim Mandiri melakukan survey lokasi di hutan Magersaren Telemung Petak 39C dan Magersaren Piket Petak 31H RPH Suko BKPH Licin pada Minggu (10/11). Kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan rencana Pengabdian Masyarakat Yatim Mandiri yang akan dilaksanakan di kawasan hutan Perhutani.

Yatim Mandiri adalah lembaga yang fokus pada pemberdayaan dan pengasuhan anak yatim dan dhuafa. Dengan menggunakan dana ZISWAF (Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf), serta dana halal dan legal lainnya, Yatim Mandiri menjalankan berbagai program, antara lain: Program Pendidikan untuk mengedukasi anak-anak yatim dalam bidang Al-Qur’an dan Diniyah, Program ASA Yatim untuk menyediakan alat sekolah bagi anak yatim, serta Program Lumbung Pangan Mandiri yang bertujuan menciptakan ketahanan pangan keluarga yatim melalui pemberdayaan di sektor pertanian.

Staf Program Yatim Mandiri Banyuwangi, Neni, menjelaskan bahwa kegiatan survey lokasi ini merupakan langkah awal untuk kegiatan Pengabdian Masyarakat yang direncanakan berlangsung pada 29-31 November 2024. “Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini akan berlangsung selama 3 hari 2 malam, melibatkan sekitar 30 anggota Yatim Mandiri Banyuwangi. Kegiatan tersebut akan meliputi pendidikan, edukasi anti-bullying, safari rekan (mengajar di TPQ), serta layanan kesehatan mandiri dengan pemeriksaan gratis,” kata Neni.

Kepala Perum Perhutani KPH Banyuwangi Barat yang diwakili oleh KSS Hukum Kepatuhan, Eko Hadi, mengucapkan terima kasih kepada LAZNAS Yatim Mandiri yang telah melakukan survey lokasi untuk kegiatan Pengabdian Masyarakat. “Kami mengapresiasi sinergi antara Perhutani dan berbagai pihak. Semoga kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Magersaren di sekitar hutan,” ujar Eko.

Suryadi, guru ngaji di Magersaren Tlemung, menyambut baik rencana Pengabdian Masyarakat Yatim Mandiri. “Kami akan menyiapkan tempat yang layak bagi mereka untuk menginap. Kegiatan ini tentu akan memberi dampak positif bagi masyarakat sekitar hutan,” ungkap Suryadi.

Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat hubungan antara Perhutani, masyarakat, dan lembaga sosial, serta memberikan manfaat langsung kepada masyarakat sekitar hutan melalui pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan. (Kom-PHT/BWB/Cdr)

Editor:Lra
Copyright©2024