TASIKMALAYA, PERHUTANI (17/12/2021) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Tasikmalaya turut serta dalam mensukseskan pelatihan Mitigasi Bencana untuk Destinasi Wisata yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Tasikmalaya, bertempat di Grand Metro Hotel Jl. KHZ Mustopa No. 623 Tasikmalaya, Kamis (16/12).

Hadir dalam acara Kepala Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Tasikmalaya Nana Heryana, Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya H. Suherman, Kepala Sub Seksi Agroforestry & Ekowisata KPH Tasikmalaya Heru Rahayu, Para Koordinator Destinasi Wisata, Para Pengelola Desa Wisata, Perwakilan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan perwakilan penggiat pariwisata.

Sebagai narasumber Nana Heryana menjelaskan bahwa manajemen risiko dan bencana untuk pariwisata adalah salah satu kriteria utama dalam membangun pariwisata berkelanjutan dan berdaya saing internasional serta sebagai upaya pemahaman teradap risiko bencana dan krisis dalam membekali diri dengan kemampuan pengelolaan krisis kepariwisataan di wilayahnya.

“Salah satu faktor penting dalam menjaga keberlanjutan ekosistem pariwisata yang kondusif adalah dengan memiliki kapasitas serta daya tahan terhadap ancaman dan risiko krisis. Hal tersebut salah satunya tercermin melalui bentuk kesiapsiagaan, yakni adanya rencana kontingensi (contingency planning) dan program mitigasi (pengurangan dampak) dari suatu bencana atau krisis,” terangnya

Sementara itu H. Suherman memaparkan materi mitigasi bencana dan pengelolaan krisis kepariwisataan berkualitas dalam kategori krisis dan bencana.

“Krisis lebih diakibatkan oleh tindakan-tindakan antropogenik/faktor manusia (kesalahan kebijakan, kekeliruan manajemen) lebih dapat diprediksi, peningkatan terjadi secara bertahan & dapat diobservasi sedangkan bencana bersifat tiba-tiba, sulit diprediksi, sebagian besar diakibatkan oleh fenomena alam (gempa bumi, tsunami, longsor) dan sebagian lainnya karena fenomena global (epidemi/ wabah penyakit), di luar faktor/ kuasa manusia,” ungkapnya.

Usai pelatihan Administratur KPH Tasikmalaya melalui Heru Rahayu mengungkapkan kepuasannya dalam keikutsertaan kegiatan tersebut.

“Banyak pengetahuan baru dapat diterapkan di lokasi wisata yang kami kelola dan semua lokasinya berhubungan langsung dengan alam,” ujarnya.

Nana Heryana juga menambahkan bahwa semaju apapun teknologi, tidak ada yang bisa mencegah terjadinya bencana.

“Maka dari itu jaga dan sayangilah lingkungan karena lingkungan bukanlah warisan melainkan hanya sekedar titipan untuk generasi dimasa yang akan datang,” pungkasnya. (Kom-PHT/Tsk/MR).

Editor : Ywn
Copyright©2021