BOGOR, PERHUTANI (07/04/2021) | Direktur Keuangan Perum Perhutani, Kemal Sudiro mewakili Direktur Utama Perum Perhutani menghadiri peresmian Millennials Hall dan K-Forest Hall di Sentul Eco Edu Tourism Forest. Peresmian ini dilakukan secara online maupun offline ditandai dengan pengguntingan pita, penyerahan plakat dan penanaman pohon yang bertempat di Sentul Eco Edu Tourism Forest, Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Selasa (06/04).
Kegiatan ini juga dihadiri Kepala Departemen Pengelolaan Sumber Daya Hutan dan Perhutanan Sosial (PSDH & PS) Divisi Regional Jawa Barat & Banten, Sudaryana, Administratur Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor, Ahmad Rusliadi beserta jajaran, Kepala Bagian Kerjasama Bilateral Biro Kerjasama Dalam Negeri, Dodi Sumargi, Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor, Burhanuddin, Director of KIFC, Lee Sung-gi, Pejabat Dinas Kehutanan Korea, Park Eun-sik, Direktur Jenderal Biro Urusan Internasional, Park Young-hwan, Direktur Divisi Sumber Daya Hutan Global dari Kedutaan Besar Korea, Lee Joon-san, Co-Director KIFC, Uus Danu Kusumah, Perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia, serta para undangan lainnya.
Kerjasama antara Perum Perhutani dengan Korea Indonesia Forest Center (KIFC) dalam pembangunan Sentul Eco Edu Tourism Forest (SEETF) telah dimulai sejak tahun 2011, dan KIFC telah membangun berbagai sarana fasilitas seperti Museum Kehutanan Indonesia, pos keamanan, guest house, Asrama, ruang belajar, Kantin, Mushola, gudang, toilet, serta aula terbuka.
SEETF yang luasnya 630 Hektar mempunyai tujuan untuk pelestarian alam, pendidikan lingkungan, wisata, dan pemberdayaan masyarakat. Lokasi ini sangat strategis dekat dengan Kota Jakarta dan kawasan wisata di wilayah Bogor.
Kemal Sudiro menyampaikan Perhutani mengucapkan terima kasih kepada KIFC dan pemerintahan Korea Selatan yang telah mewujudkan komitmen yang telah ditandatangani bersama, serta mengucapkan terima kasih pula kepada Pemerintah Kabupaten Bogor yang telah mendukung sarana dan prasarana di SEETF.
“Saya menyampaikan apresiasi kepada KPH Bogor Divre Janten yang telah mengelola SEETF dengan baik, dengan pencapaian pengunjung sebanyak 8.679 orang per tahun, kami minta agar dapat ditingkatkan lagi kinerjanya, sehingga akan banyak pengunjung yang teredukasi tentang hutan dan alam dengan memperhatikan protokol kesehatan pada saat pandemi Covid-19 ini,” ujarnya.
Lee Sung-gi dalam sambutannya mengatakan bahwa dirinya cukup yakin di pasca pandemi ini akan semakin banyak orang mengunjungi hutan demi kesehatan dan penyembuhan, dan Millennials Hall dan K-Forest Hall yang di resmikan akan menjadi platform bagi pengunjung untuk dapat menemukan dan merasakan serta belajar lebih banyak lagi di hutan.
Pihaknya juga menyampaikan bahwa sejak didirikan pada tahun 2013, Sentul Eco Edu Tourism Forest telah menjadi simbol kerja sama kehutanan antara Korea dan Indonesia, lokasinya yang strategis dan hutan yang dikelola dengan kemitraan selama bertahun-tahun menjadikan Sentul Forest sebagai tujuan ekowisata yang menarik.
“Kami menyampaikan terima kasih atas upaya berkelanjutan dari Perum Perhutani dan Kementerian Lingkungan Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta dukungan dari Korea Forest Service, sehingga lokasi ini menjadi wahana bagi pengunjung anak-anak dan menjadikan pikiran yang segar serta kenangan indah dari hutan,” tuturnya.
Sementara itu, Dodi Sumargi mengatakan bahwa adanya pembangunan di Sentul Eco Edu Tourism Forest di harapkan akan menjadi media dalam meningkatkan kerja sama bidang kehutanan, wisata alam, konservasi dan ekowisata berbasis wawasan lingkungan.
“Di sini sudah terbangun sarana dan prasarana yang lengkap, kami meyakini dengan adanya Sentul Eco Edu Tourism Forest dapat mendukung pelestarian alam, pendidikan, wisata penelitian dan pemberdayaan masyarakat,” ucapnya.
Burhanuddin yang mewakili Bupati Bogor menyampaikan bahwa Kabupaten Bogor menyambut baik kerja sama KIFC dengan Kabupaten Bogor dalam sektor wisata alam yang ramah lingkungan.
“Dengan adanya Millennials Hall dan K-Forest Hall Sentul Eco Edu Tourism Forest ini dapat menjadi wisata Conservation, Education and Recreation (CARE), serta menjadi wisata edukasi unggulan di Kabupaten Bogor,” ujarnya.
Pemerintahan Kabupaten Bogor akan terus berupaya melaksanakan berbagai kegiatan pelestarian lingkungan dalam skala yang lebih masif, seperti rehabilitasi hutan dan lahan, pengadaan bibit, penghijauan, hutan tanaman rakyat, reboisasi dan daerah resapan air, serta kegiatan-kegiatan lainnya.
”Kita akan mendukung dan mendorong sektor pengembangan wisata edukasi di kawasan hutan,” lanjut Burhanuddin. (Kom-PHT/Bgr/Danu)