PERHUTANI, PROBOLINGGO (09/06/2022) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Probolinggo menjadi tuan rumah untuk menggelar forum group discussion (FGD) pengendalian kerusakan dan pemeliharaan ekosistem lahan basah yang dilaksanakan di aula  Perhutani KPH Probolinggo, Rabu (08/06).

Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekosistem (KSDHE) Ir. Basunando, Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Febri Iskandar, Kepala Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Suagus, Kepala Seksi Konservasi Lahan Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Propinsi Jawa Timur Hery Santosodan Perum Perhutani KPH yang kawasannya ada ekosistem lahan basah dan dari unsur Pemerintah Kabupaten/Kota terkait dengan jumlah peserta 50 orang.

Administratur KPH Probolinggo Ida Jatiyana sekaligus menjadi moderator dan tuan rumah menyampaikan ucapan terimakasih kepada segenap peserta yang mempercayakan kegiatan tersebut kepada Perhutani Probolinggo.

Menurutnya, kegiatan FGD Pengendalian Kerusakan dan Pemeliharaan Ekosistem Lahan Basah ini adalah untuk menyatukan pemahaman dan mensinergikan program kegiatan terhadap upaya pengendalian kerusakan dan pemeliharaan ekosistem lahan basah dari masing-masing instansi dan stakeholder terkait, ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Febri Iskandar UPT KLHK menyampaikan terasa bahwa ekosistem lahan basah itu ekosistem penting karena lahan basah identik dengan air.

Menurut dia, bahwa literatur 70% tubuh kita terdiri dari air dan sebagian besar kehidupan kita tidak jauh dari air, seperti sumber air minum dan habitat beraneka ragam makhluk.

Kondisi kawasan lahan basah sudah tercemar akan sulit dipulihkan dan perlu bertahun-tahun untuk upaya pemulihannya. Kebijakan pengelolaan lahan basah khususnya mangrove oleh kewenangan Pemerintah Daerah, katanya.

Sementara itu perwakilan dari BPDAS Subagus menyampaikan upaya-upaya yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan dalam rangka pengendalian kerusakan dan pemeliharaan ekosistem lahan basah khususnya mangrove di Jawa Timur oleh Pemerintah Pusat melalui BPDASHL Brantas Sampean.

Dia berharap ada rumusan dari kegiatan FGD Pengendalian Kerusakan dan Pemeliharaan Ekosistem Lahan Basah sehingga dalam implementasinya kedepan dapat meningkatkan efektifitas pengelolaan lahan basah khususnya ekosistem mangrove yang berkelanjutan di Jawa Timur, pungjasnya. (Kom-PHT/Pbo/Fek)

Editor : Uan

Copyright © 2022