BLORA, PERHUTANI (03/06/2021) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Blora menerima kunjungan Tim Forest Programme III-Sulawesi (FP III) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah dalam rangka studi banding terkait pemberdayaan masyarakat, pengembangan tanaman kelor, dan ekowisata, bertempat di Wana Wisata Goa Terawang, Desa Kedungwungu, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora pada Jumat (28/05).

Rombongan Tim FP III-Sulawesi yang dipimpin Susanto Wibowo asal Dinas Kehutanan Propinsi Sulawesi Tengah terdiri dari sejumlah perwakilan diantaranya; Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kulawi Darwis, Badan Perencanaan Pembangunan daerah (BAPPEDA) Sigi Miar Permana Arifiyanto, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sigi Muh. Nafiri Akbar, Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Palu Poso Muh. Malik, Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL) Wilayah Sulawesi Mucklis, Kelompok Masyarakat Desa Dolo Selatan Gafur, Fasilitator Desa dan Koordinator Bonar Adrian Barau, Implementing Konsultan Hanom Bashari, dan Direktorat PIKA/PEA Hilmayetti.

Dalam rangkaian kegiatan studi banding tersebut, tim Perhutani sempat memaparkan juga sejarah Wana Wisata Goa Terawang yang memiliki panjang +/- 190 m, kedalaman 5 – 11 meter dan berada di petak 45 d seluas 15,7 Ha Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Kalonan.

Administratur KPH Blora, Agus Widodo yang juga hadir pada kesempatan tersebut mengungkapkan harapan agar studi banding ini memberikan nilai positif dalam kegiatan di masyarakat khususnya di Sulawesi Tengah nantinya.

“Adanya kegiatan ini juga diharapkan Wana Wisata Goa Terawang akan lebih dikenal di Indonesia khususnya di Sulawesi Tengah sebagai tujuan wisata,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Bidang Pengelolaan DAS dan RHL Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tengah, Susanto Wibowo menerangkan kunjungannya bersama tim selain dalam rangka mendukung program Pemerintah Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah untuk memotivasi agar masyarakat tidak merambah hutan, juga ingin menjalin kerjasama tanaman Kelor, Sereh Wangi, Madu dan Ekowisata, yang mana Sulawesi Tengah termasuk penghasil pendapatan terbesar dari Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yaitu Rotan, Damar dan Kulit Kayu. (Kom-PHT/Blr/Wsn)

Editor : Ywn

Copyright©2021