ANTARANEWS.COM (02/03/2022) | Perusahaan Umum Kehutanan Negara (Perum Perhutani) mengklaim mengelola 31.136 hektare hutan tanaman energi yang berfungsi sebagai bahan bakar pengganti parsial atau bahan campuran batu bara di PLTU.

Direktur Utama Perhutani Wahyu Kuncoro mengatakan pihaknya mengembangkan tanaman energi jenis gamal dan kaliandra di Jawa dan Madura sejak tahun 2019 hingga sekarang.

“Gamal dan kaliandra itu kira-kira energinya mendekati energi batu bara. Hingga akhir tahun 2021, kami sudah mengimplementasikan tanaman kaliandra dan gamal di lahan seluas 31 ribu hektare,” kata Wahyu dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Rabu.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2010, Perhutani diberi mandat oleh negara untuk mengelola hutan hutan di Jawa dan Madura dengan luas mencapai 2,4 juta hektare.

Sesuai dengan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), Perhutani akan memperluas hutan tanaman energi hingga mencapai 65 ribu hektare pada tahun 2024. Perseroan akan memasok serbuk kayu ke sejumlah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang dimiliki oleh PLN. Penggunaan serbuk kayu itu mendukung upaya pemerintah meningkatkan bauran energi baru terbarukan dan memenuhi komitmen penurunan emisi karbon di Indonesia.

Perhutani memproyeksikan klaster hutan tanaman energi dapat menghasilkan 20 juta ton biomassa dari total kebutuhan nasional sebanyak 9 juta ton biomassa per tahun.

Selain menyiapkan hutan tanaman energi, perusahaan pelat merah itu juga berencana membangun industri biomassa yang memproduksi serpihan kayu dan serbuk kayu.

Perhutani berkolaborasi dengan PT Perkebunan Nusantara III dan PLN, serta dibantu oleh Pusat Studi Energi dari Universitas Gadjah Mada akan membangun industri biomassa untuk menyuplai kebutuhan bahan bakar PLTU secara konsisten dan berkelanjutan.

“Ini menjadi harapan baru bagi Perhutani untuk bisa memperoleh tambahan pendapatan dari core kami yang selama ini didominasi oleh penebang kayu dan penyadap getah pinus,” ujar Wahyu.

Sumber : antaranews.com

Tanggal : 2 Maret 2022