BANDUNG UTARA, PERHUTANI (06/10/2021) | Dalam rangka mengembangkan potensi wisata hutan pinus, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara menjalin kesepakatan kerja sama pengelolaan wisata Hutan Pinus bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Giri Makmur dan Mitra Usaha Wisata, bertempat di Cikole Lembang pada Selasa (5/10).
Hadir dalam kegiatan tersebut Administratur KPH Bandung Utara Usep Rustandi beserta jajaran, Kepala Desa Cikole Jajang Ruhiyat, Ketua LMDH Giri Makmur Ida Suhara beserta anggota, Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) sebagai mitra wisata dan undangan lainnya.
Dalam sambutannya Usep Rustandi mengatakan bahwa dalam pengelolaan hutan, Perhutani mempunyai tiga aspek yang harus dicapai, mulai dari aspek ekologi, ekonomi dan sosial. Oleh sebab itu, kerja sama ini dilaksanakan sebagai upaya mencapai tiga aspek tersebut.
“Hutan ini harus memberikan manfaat bagi masyarakat. Untuk itu Perhutani akan mendorong masyarakat sekitar hutan untuk bersama mengelola hutan sehingga dapat saling menguntungkan melalui kerja sama dengan masyarakat,” katanya.
Usep juga menyebutkan bahwa ada tiga titik lokasi wisata yang dilakukan penandatanganan kesepakatan kerja sama menjadi objek wisata Hutan Pinus di Cikole, yakni Cozy Land yang dikelola bersama Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Maju Madani, Bi Land bersama KUPS Bina Mitra Mandiri dan Taman Wisata Kebon Pines bersama KUPS Harupat.
“Dalam pengelolaannya nanti, kami titip agar selalu menjaga kelestarian hutan, kebersihan, budaya kearifan lokal dan lain sebagainya,” pesannya.
Sementara itu Jajang Ruhiyat menyatakan bahwa pihaknya mengapresiasi upaya Perhutani menggandeng masyarakat dalam pemanfaatan hutan bersama. Hal tersebut sudah sesuai dengan moto Desa Cikole yaitu “Leuweungna Hejo Wargana Ngejo” atau artinya hutannya hijau warganya bisa makan.
“Namun, dalam pengelolaannya tentu kami berpesan jangan sampai merusak hutan, tetap harus memperhatikan dan melestarikan lingkungan. Jadi, setelah kesepakatan ini jangan jadikan hutan seperti kota, hutan tetap harus lestari,” ungkapnya.
Di tempat yang sama Ida Suhara menuturkan bahwa ia meyakini jika masyarakat Desa Cikole sudah teruji dalam hal mengelola wisata.
“Mereka sudah berpengalaman dalam mengelola wisata seperti sebelumnya pernah tergabung di wisata Tangkuban Perahu dan lainnya. Jadi, saya yakin masyarakat bisa menjaga hutannya tetap lestari disamping ada nilai ekonomi yang dituju,” paparnya. (Kom-PHT/Bdu/Dan)