BANTEN, PERHUTANI (25/02/2019) | Dalam rangka upaya pencapaian Swasembada Jagung Nasional di Provinsi Banten, Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banten mengikuti Panen Raya Jagung Nasional di Kabupaten Lebak Provinsi Banten tepatnya di lokasipPetak 40 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Kerta, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Malingping dengan luas 110,10 hektare pada Senin (25/2).

Panen Raya Jagung dihadiri pula oleh Direktur Tanaman Pangan Kementan Republik Indonesia (RI), Direktur Serealia Direktorat Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) RI, Direktur Aneka Kacang dan Umbi Tanaman Pangan Kementan RI, Dirjen Peternakan dan Penyakit Hewan Kementan RI, Bupati Lebak, segenap unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) serta segenap manajemen Perhutani KPH Banten dan jajaran.

Dalam kesempatan yang sama Administratur Perhutani KPH Banten Isnin Soiban menyatakan bahwa Perhutani sebagai Badan usaha Milik Negara (BUMN) selain menjalankan fungsinya dalam pemberdayaan masyarakat juga tetap harus mendahulukan kepentingan ekosistem dan menjalankan bisnisnya secara benar. Pemanfaatan Kawasan Hutan dengan sistem tumpang sari (agroforestry) tetap harus memperhatikan tanaman pokok kehutanan yang dirancang secara bisnis diatasnya.

Isnin Soiban berharap agar stakeholders Perhutani semakin mendukung upaya BUMN dalam menjalankan fungsinya untuk kepentingan Bangsa dan Negara, “Salah satunya Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) untuk lebih mandiri dan solid dengan Perhutani dalam merancang dan merencanakan bersama Pengelolaan Hutan dengan prinsip saling menguntungkan”, kata Isnin.

Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya dalam sambutannya mengatakan bahwa panen raya jagung ini dilaksanakan diatas lahan kering seluas 1.025 hektare milik Perhutani KPH Banten yang telah dikerjasamakan dengan Masyarakat (LMDH) dalam budi daya jagung hibrida. Harapannya Panen Raya Jagung jenis hibrida ini menjadi motivasi untuk Kecamatan yang lainnya agar mau meningkatkan sinergitas dengan Perhutani khususnya dalam memanfaatkan lahan kering untuk ditanami jagung.

“Luas Kabupaten Lebak seluas 330.507,18 ha yang didominasi oleh lahan Perhutani, Perusahaan swasta dan PTPN VIII sangat memungkinkan untuk masyarakat bisa bekerjasama dan memanfaatkan lahan kering untuk di tanami jagung, harapa saya budidaya jagung hibrida berbasis korporasi ini tidak hanya dilaksanakan di Gunung Kencana tapi dapat juga dilaksanakan di beberapa Kecamatan lainnya juga”, tutur Iti.

Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Lebak Dede Supriatna mengatakan bahwa panen raya yang dilakukan di Gunung Kencana iin diprediksi akan menghasilkan 4.000 Ton jagung dengan nilai uang mencapai Rp 7,2 Milyar. Budidaya jagung di Kecamatan Gunung Kencana ini melibatkan LMDH melalui kerjasama dengan Perhutani.

Dede juga meyakini pengembangan jagung berbasis korporasi akan meningkatkan produksi pangan dan meningkatkan pandapatan ekonomi yang pada akhirnya bermuara pada kesejahteraan masyarakat, dan ini sudah sejalan dengan program Bupati Lebak untuk meningkatkan perekonomian warga. (Kom-PHT /Btn/Luq)

 
 
Editor : Ywn
Copyright©2019