Perhutani Perhutani Mojokerto Ajak Praktek Bucking Policy Mahasiswa KKL Universitas Negeri Jambi |

MOJOKERTO, PERHUTANI (05/08/2024) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Mojokerto mengadakan praktek lapangan mengenai pembagian batang (Bucking Policy) untuk mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Universitas Negeri Jambi (Unja). Kegiatan ini berlangsung di area tebangan A2 petak 22e, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Grenjengan, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Kambangan pada Senin (05/08).

Kepala Perhutani Mojokerto, Rusydi, melalui Kepala BKPH Kambangan, Supadi, yang didampingi Kepala RPH Grenjengan, Yoyok, menyampaikan bahwa Perhutani Mojokerto telah menerima mahasiswa KKL Universitas Negeri Jambi selama tiga bulan di KPH Mojokerto. “Selama periode tersebut, mereka akan mempelajari berbagai aspek dalam bidang kehutanan, termasuk persemaian, penanaman, pemeliharaan, pemanenan atau produksi, serta administrasi di lingkungan Perhutani KPH Mojokerto,” jelas Supadi.

Supadi menambahkan bahwa tujuan dari praktek lapangan ini adalah untuk memberikan mahasiswa pemahaman langsung tentang pola kerja Perhutani dalam mengelola sumber daya hutan. “Kami berharap praktek ini dapat menambah wawasan mahasiswa mengenai teknik pengelolaan sumber daya hutan di Pulau Jawa, sehingga mereka dapat menjadi profesional di lapangan dengan pengetahuan yang mendalam,” katanya.

Fandy Achmad, salah satu mahasiswa UNJA, menjelaskan bahwa KKL ini merupakan bagian dari kurikulum program studi kehutanan yang berbasis kompetensi. “Kegiatan ini melibatkan penerapan ilmu kehutanan langsung di lapangan, termasuk pengamatan, pengukuran, wawancara, analisis, peragaan, perancangan, dan uji coba yang mencakup seluruh aspek pengelolaan hutan dan agroforestry berbasis kelestarian ekosistem,” papar Fandy.

Di lokasi petak tebangan, mahasiswa mempelajari teknik menebang kayu, menentukan arah rebah sesuai dengan program kesehatan dan keselamatan kerja (K3), serta cara menentukan pembagian batang (Bucking Policy) yang tepat untuk memaksimalkan harga jual kayu. “Belajar di sini sangat bermanfaat bagi kami untuk memahami teknik produksi tebangan kayu dan meningkatkan kompetensi kami,” pungkas Fandy. (Kom-PHT/Mjkt/Oke)