GARUT, PERHUTANI (29/03/2021) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan Garut menerima kunjungan kerja Tim Ahli Menteri (TAM) Bidang Pengelolaan dan Perlindungan Daerah Aliran Sungai (DAS) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Yulianto Joko Putranto bersama Kepala Seksi Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Cimanuk-Citanduy, Eman Suherman, serta Kepala Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Wilayah V, Hadur Suhendar, di lokasi tanaman Macadamia kelompok tani Hutan Lembah Hijau Macadamia, petak 24a, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Tarogong, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Leles pada Jumat (26/3).

Rombongan disambut Kepala Departemen Perlindungan, Pengelolaan Sumber Daya Hutan dan Perhutanan Sosial (PPSDH & PS) Divisi Regional Jawa Barat dan Banten, Sudaryana dan Administratur Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Garut beserta jajaran di Saung Unit Pelestarian Sumber Daya Alam (UPSA) yang dikelola Kelompok Tani Hutan (KTH) Lembah Hijau, binaan BPDAS-HL Cimanuk – Citanduy.

Di lokasi tanaman Macadamia (Macadamia integrifolia) seluas 10 Hektar, rombongan mengamati pertumbuhan tanaman tahun 2019 sebanyak 4.000 pohon, tanaman tersebut telah mencapai ketinggian rata-rata 100 cm, di lokasi ini juga dikembangkan usaha Silvofishery dan Silvopasture, termasuk sarana dan prasarana di dalamnya.

Sudaryana mengatakan bahwa Perhutani selalu melibatkan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) pada kegiatan produksi, tanaman rutin, pembangunan, Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) atau yang sedang dikembangkan adalah tanaman Biomassa yang bekerjasama dengan PT PLN untuk menyuplai bahan bakunya.

“Kita juga fokus penanaman Multy Purpose Tree Species (MPTS) pada lahan kritis dan kosong supaya ada rasa memiliki dari masyarakat karena bisa dimanfaatkan buahnya, baik yang berada di hutan produksi maupun Lindung,” tuturnya.

Di lokasi yang sama, Nugraha mengatakan bahwa KPH Garut telah merehabilitasi lahan kritis sejak tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 yang merupakan hasil kerjasama dengan program tanaman RHL di BPDAS.

“Pelibatan masyarakat terjadi pada skema penanaman Agroforestri melalui kerjasama kemitraan dengan LMDH, dan Alhamdulillah hasil monitor dan evaluasi Prosen tumbuhnya diatas 95 %,” katanya.

Sementara itu, Yulianto Joko Putranto saat berdiskusi menyampaikan bahwa kegiatan UPSA KTH Lembah Hijau Macadamia dijadikan contoh usaha pemberdayaan masyarakat sekaligus menjaga kawasan hutan sesuai fungsinya yang secara bertahap mengalihkan tanaman sayuran ke usaha produktif hortikultura, agar terjadi keseimbangan.

Yulianto juga menambahkan jika tanaman Macadamia ini merupakan tanaman asli Australia yang sedang tren akhir-akhir ini karena menghasilkan produksi kacang dari buahnya yang bernilai ekonomi tinggi, dan mempunyai keunggulan yang dapat tumbuh 800 meter lebih di atas permukaan laut (mdpl).

“Harga jual saat ini bisa mencapai Rp. 650.000,- per kg, sedang dari satu pohonnya bisa menghasilkan 100 kg buah per tahun,” ujarnya. (Kom-PHT/Grt/Imn)

Editor : Ywn
Copyright©2021