PIKIRAN RAKYAT (22/4/2017) | Di lihat dari ketinggian kaki Gunung Burangrang sebelah selatan, pohon pinus yang berjajar rapi, hamparan kebun, serta lanskap perairan, dan daratan sekitar Waduk Saguling menyajikan pemandangan indah. Konon, setiap orang yang melihatnya akan tersenyum. Karena itulah tempat tersebut dinamai Bukit Senyum.

Nama Bukit Senyum bermula dari ucapan spontan seorang anggota Kelompok Tani Hutan Rimba Sejahtera binaan Perhutani bernama Sugondo. Dia selalu melihat orang-orang yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) tersenyum, saat tiba di atas bukit dan melihat pemandangan sekitar.

Berada pada ketinggian sekitar 1.300 meter di atas permukaan laut, Bukit Senyum menjadi ikon wisata baru yang dikembangkan Perum Perhutani Divisi Regional Jabar dan Banten, yakni pada Kesatuan Pemangku Hutan Bandung Utara. Lokasi ada di Resort Pangkuan Hutan (RPH) Burangrang Selatan.

Dirintis sejak November 2016 lalu. Perhutani meresmikan wanawisata Bukit Senyum Burangrang Selatan pada Rabu (19/4/2017). Namun, keindahan objek wisata alam itu sudah lebih dulu menyebar melalui media sosial. “Sudah hampir dua bulan dibuka, pengunjungnya lebih dari 3.000 orang. Hampir sama dengan pengunjung Curug Cimahi,” kata General Manager Wisata Perhu-tani Divisi Regional Jabar dan Banten Wismo Tri Kancono.

Secara administratif, Bukit Senyum berada di Desa Cipada, Kecamatan Gkalongwetan, Kabupaten Bandung Barat. Untuk mencapai tempat itu, akses termudah bisa dilalui dari Jalan Kolonel Masturi, belok di persimpangan depan Sekolah Polisi Negara, Cisarua. Dari sana, perjalanan sekitar 8 kilometer menyusun jalan yang naik, turun, dan berliku. Jalan melalui Desa Cipada (Cikalongwetan), atau lebih dikenal sebagai Cipada II. Soalnya, di Kecamatan Cisarua ada Desa Cipada yang disebut sebagai Cipada II. Hati-hati, banyak jalan rusak.

Begitu memasuki areal wisata, pengunjung segera merasakan suasana alam yang asri dan nyaman. Sebelum menggapai puncak Bukit Senyum, dari portal masuk, pengunjung disuguhi deretan pohon pinus. Puncak Bukit Senyum ada di arah selatan, sekitar 700 meter dari portal masuk. Sebelum ke puncak, puaskan diri berfoto karena ada banyak lokasi berupa balkon dan saung.

Luas baku RPH Burangrang sekitar 8.5 hektare, yang per hektare ditanami 1.500 pohon pinus. Luas lahan yang dijadikan tempat wisata sekitar 5 hektare. Ke depan, Perhutani akan melakukan berbagai pengembangan, guna lebih memanjakan wisatawan dengan berbagai fasilitas.

“Ini lokasi wisata rintisan. Fasilitas belum lengkap. Namun, untuk fasilitas minimalis sudah ada. Loket, toilet, musala, dan sarana jalan sudah ada. Sementara ini sudah cukup memadai. Nanti akan dibikin camping ground, penambahan spot buat selfie, outbound, dan lainnya,” kata Wismo.

Menurut Administratur Perhutani KPH Bandung Utara Denny Raffidin, perintisan tempat wisata Bulat Senyum tak lepas dari peran LMDH, yang ingin perbaikan kesejahteraan. Soalnya, LMDH yang biasa mengelola hutan produksi dengan komoditas kopi arabika, merasa hasil panen kopi kurang produktif.

“Pertumbuhan kopi terhambat karena kurang sinar matahari gara-gara tertutup limbunan pohon pinus. Kini, batang tanaman kopi dijadikan pagar hidup di sekeliling Bukit Senyum. Sejak dialihkan jadi objek wisata, ekonomi warga desa hutan meningkat karena ba-mak pengunjung. Ini lebih menguntungkan daripada menanam kopi,” kata Ketua LMDH Padamaju Deni Sopari. (Hendro Husodo/”PR”)***

Sumber: Pikiran Rakyat, hal. 3

Tanggal: 22 April 2017