SUREPLUS.ID (06/08/2018) | Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Ecotourism Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur terus menyiapkan inovasi baru. Selain membenahi infrastruktur aset wisatanya yang tersebar di beberapa tempat di Jatim, dilakukan pula pembenahan sistem tiket masuk.

“Sejak bulan puasa lalu, kami melakukan sistem e-ticket untuk masuk kawasan Wana Wisata Padusan di Pacet, Mojokerto. Tentu saja harapannya adalah, mempermudah masyarakat yang ingin masuk ke Padusan,” aku Berthus Sudarmeidi, General Manager KBM Ecotourism Perhutani Jatim.
Sistem e-ticket ini melibatkan vendor penyedia aplikasi di Android Play Store, sehingga mempermudah siapapun yang ingin masuk Padusan, tanpa antre di loket seperti yang sudah-sudah.

Jadi, kata Berthus, pengunjung nantinya dapat kode khusus yang cukup ditunjukkan pada petugas di lokasi wana wisata. “Wana Wisata Padusan adalah kawasan wisata yang cukup diperhitungkan. Selain karena lokasinya dekat dengan Surabaya, juga tempatnya memang bagus,” jelas pria yang dulu sempat bertugas di Perhutani Jawa Barat ini.

Dijelaskan, Wana Wisata Padusan terletak di kawasan hutan petak 40,41,42 RPH Claket BKPH Pacet KPH Pasuruan. Selain menawarkan keindahan alam pegunungan, Padusan juga menjanjikan udara yang sejuk dan segar.

“Karena tempatnya terletak di ketinggian kurang lebih 800 meter dpl. Suhunya rata-rata 20 derajat celcius,” katanya. Wana Wisata Padusan jadi menarik, lata Berthus, karena balutan mitos ritual mandi bersama yang berkembang dari masa ke masa.

Di tempat ini, KBM Perhutani Jatim juga mengembangkan wahana kolam rendam air panas atau whirlpool. Air panas yang ada dalam kolam itu merupakan air panas yang mengandung belerang alami, sehingga dipercaya bisa membantu proses penyembuhan dan relaksasi.

“Kami juga sudah mengembangkan kolam renang anak dan dewasa, camping ground, penangkaran rusa, arena outbound dan gathering, ATV, tempat rafting, dan masih banyak lagi. Selain itu juga ada Air Terjun Grenjengan, jadi makin lengkap,” papar Berthus.

Terkait penggunaan e-ticket, Berthus mengakui jika upaya ini dilakukan untuk memangkas potensi kebocoran. Sebelum e-ticket, kebocoran hasil tiket bisa mencapai 30 persen. Ini jelas sangat merugikan.

“Padahal target pendapatan Padusan per tahun Rp 11 miliar. Sampai Juni lalu baru sekitar Rp 4 miliar,” sesalnya. Meski demikian, ia optimis target itu bisa tercapai sampai akhir Desember 2018.

 
Sumber : sureplus.id
Tanggal : 6 Agustus 2018