RADARCIREBON.COM, MAJALENGKA (18/7/2016) | Estetika alam di wilayah Majalengka bagian selatan memang tidak diragukan lagi, banyak yang menyulap tempat biasa menjadi lokasi wisata. Namun untuk dapat maju dan berkembang perlu pengelolaan yang lebih terarah, bahkan perlu faktor keberuntungan baik itu lokasi yang dikelola masyarakat, pemerintah, maupun instansi lainnya.

Objek wisata kebun pinus kawasan blok Jahim Desa Cintaasih Kecamatan Cingambul misalnya. Lokasi yang awalnya hanya jalan lintas di titik terpuncak perbukitan gunung Bitung itu telah dikemas sedemikian rupa menjadi rest area sekaligus tempat wisata, namun tetap belum bisa mengorbitkan lokasi tersebut menjadi destinasi tujuan wisata yang diburu pengunjung. Hal itu karena kurangnya keberuntungan.

Objek wisata di lahan milik Perhutani dan dikelola kelompok masyarakat sekaligus mengelola perkebunan dan hutan pinus tersebut, memiliki keindahan alam yang cukup potensial. Mulai dari menyaksikan lembah kawasan Cikijing dan sekitarnya yang dikelilingi barisan gunung dan perbuktitan dataran tinggi, wahana outbond, pemancingan, bumi perkemahan, serta kuliner.

Penikmat wisata Aryanto Wibowo menyebutkan, kawasan Jahim masih kalah dengan wisata cadas Gantung di Desa Mirat Kecamatan Leuwimunding yang notabene baru-baru ini mengorbit jadi tempat wisata. Padahal, dua lokasi tersebut berada di lahan milik Perhutani.

“Itu yang saya bilang tadi, selain perlu pengelolaan yang terarah, perlu sabar, juga perlu keberuntungan. Kalau menurut saya sih di sini suasana dan viewnya lebih menarik, aksesnya juga pinggir jalan tidak perlu capek jalan kaki. Tapi di sini kalah booming, kalah pamor, mungkin karena kurang promosi di media social. Bahkan kalau perlu promosi komersil di media massa, biar lebih banyak orang bisa tahu seberapa menariknya suasana di sebuah objek wisata,” ujarnya.

Mandor pengelola bukit wisata Jahim, Sarif menyebutkan walaupun dalam suasana liburan lebaran kemarin, objek wisata di bukit jahim ini terbilang relatif sepi dari pengunjung. Kalaupun ada, kebanyakan bukan yang sengaja datang untuk berekreasi di area sekitar 20 hektare itu, melainkan yang lewat di jalan alternatif Cikijing-Panjalu kemudian istirahat beberapa saat di pinggir jalan sambil menikmati suasana di sekitar objek wisata.

Artinya, pengunjung tersebut tidak masuk ke dalam area wahana wisata yang telah dikemas sedemikian rupa dan menikmati berbagai wahananya, sehingga otomatis tidak membeli tiket masuk. Padahal tiket masuk cukup penting untuk menutupi biaya pemeliharaan wahana wisata dan untuk memberikan honor alakadarnya bagi pengelolanya yang notabane merupakan pemuda dan warga sekitar yang diberdayakan lewat kegiatan positif.

Dia pun mengakui jika keberadaan objek wisata ini kurang seberuntung Cadas Gantung, padahal dari segi aksesibilitas di objek wisata jahim saat ini jalan menuju lokasinya dari arah Cikijing maupun arah Panjalu Ciamis sudah seluruhnya hotmix, serta beberapa titik yang tanahnya labih sudah dipasangi alas rambat beton agar tidak ambles. (azs)

Tanggal : 18 Juli 2016
Sumber : radarcirebon.com