IDNTIMES.COM (26/12/2019) | Destinasi wisata alam terbuka tidak akan pernah habis dieksplor. Banyak bermunculan tempat wisata baru yang tak banyak diketahui orang.

Salah satunya adalah di hutan pinus Kalilo, Purworejo. Destinasi wisata yang menghadirkan pemandangan alam hutan yang masih perawan tersebut mempunyai banyak cerita dan sejarah. IDN Times merangkum semua faktanya, berikut ini.

1. Udara yang sejuk dengan pemandangan yang memesona

Pegunungan Menoreh merupakan pegunungan yang membentang di wilayah Kulon Progo, Purworejo, dan Magelang. Pegunungan tersebut mempunyai ketinggian kurang lebih 800 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Pegunungan Menoreh mempunyai topografi yang unik, yaitu pegunungan dengan jumlah bukit dan lembah lebih banyak. Hutan tropis dan hutan pinus mendominasi pegunungan tersebut. Akibatnya kelembapan udaranya tinggi.

Maka tak heran jika berwisata di hutan pinus Kalilo Purworejo udaranya sejuk dan pemandangan alam yang sangat memesona.

2. Hutan pinus Kalilo dulunya kawasan hutan jati

Hutan pinus Kalilo Purworejo menjadi destinasi wisata unggulan di Pegunungan Menoreh. Destinasi wisata tersebut terletak di Dusun Kalilo, Tlogoguwo, Kaligesing, Purworejo, Jawa Tengah.

Hutan Pinus Kalilo berdiri di atas lahan Negara yang dikelola oleh Perum Perhutani, yang bekerjasama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Rukun Lestari, sejak tahun 1971.

Sebelumnya kawasan wisata tersebut merupakan kawasan hutan jati yang dikelola oleh Jawatan Kehutanan. Dengan beragam pertimbangan dan tingkat produktivitas, hutan jati diganti dengan hutan pinus.

3. Hutan pinus Kalilo pernah menjadi hutan produktif

Destinasi wisata di Hutan Pinus Kalilo mempunyai banyak keunikan. Mulai dari banyaknya bukit kecil hingga lembah yang membentang luas sekitar 72 hektar.

Sebelum diperuntukkan menjadi kawasan wisata, hutan pinus Kalilo adalah hutan produktif penghasil getah pinus. Karena pertimbangan letak geografis yang strategis dan mempunyai banyak potensi di bidang kepariwisataan, kini kawasan wisata alam yang menarik.

Saat ini hutan pinus Kalilo dikelola oleh Karang Taruna yang bekerja sama dengan Perum Perhutani, melalui LMDH Rukun Lestari.

4. Hutan pinus Kalilo meningkatkan roda ekonomi masyarakat setempat

Lahirnya wisata hutan pinus Kalilo dilatar belakangi dari minimnya kegiatan yang dimiliki pemuda, agar mampu meningkatkan pendapatan kas Karang Taruna. Selain itu juga untuk menyalurkan beragam kemampuan dan kreatifitas para pemuda agar bisa berkontribusi positif terhadap lingkungan sekitar, dengan memanfaatkan potensi pariwisata hutan pinus di Kalilo.

Hutan pinus Kalilo pertama kali dikelola oleh Karang Taruna Makarti Mukti Tama pada November 2016. Waktu tersebut juga dijadikan sebagai tanda berdirinya wisata hutan pinus Kalilo, dengan pengelolaannya dipimpin langsung oleh Ketua Karang Taruna, Walyunianto dan dibantu oleh para pemuda serta masyarakat desa setempat.

Dengan memberdayakan potensi, kemunculan destinasi wisata hutan pinus Kalilo cukup meningkatkan roda ekonomi masyarakat di sekitar kawasan wisata, membentuk lapangan kerja baru, mengangkat dan mengharumkan nama dusun Kalilo, serta meningkatkan taraf hidup masyarakat Kalilo.

5. Hutan pinus Kalilo dikembangkan untuk menjaga ekosistem alam

Konsep yang dikembangkan oleh pengelola kawasan wisata hutan pinus Kalilo adalah dari alam, oleh alam dan untuk alam. Dengan konsep tersebut, hutan pinus Kalilo dikelola dengan tidak merusak melainkan menjaga kealamian flora serta fauna yang ada di dalamnya. Tak hanya itu, pengelola juga menghindari pembangunan berbahan beton di kawasan hutan pinus Kalilo karena dapat merusak esensi dan ekosistem alam yang ada.

Beberapa spot andalan di hutan pinus Kalilo antara lain puncak Titanic, jembatan layang, puncak kalilo, batu tumpang, beberapa wahana permainan yang menarik. Pihak pengelola juga menyediakan beberapa fasilitas seperti lahan parkir yang luas, kamar mandi, musala, warung, hammock, serta jasa foto.

Tarif yang dikenakan oleh pengelola relatif terjangkau. Untuk parkir motor Rp2.000 dan parkir mobil Rp5.000. Sedangkan retribusi Rp3.000-Rp5.000. Jadi tinggal apalagi, buruan ke hutan pinus Kalilo, agar liburan akhir tahun juga berkesan untuk pasangan dan keluarga.

 

Sumber : idntimes.com

Tanggal : 26 Desember 2019