TASIKMALAYA, PERHUTANI (10/12/2019) | Dalam Rangka peringatan Hari Nusantara Nasional tahun 2019, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Tasikmalaya bersama Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam BBKSDA Jawa Barat melakukan kegiatan pelepasan tukik/anakan penyu yang berlokasi di Suaka Margasatwa Sindangkerta Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (10/12).
Pelepasan Tukik di Pantai Sindangkerta sebanyak 70 ekor merupakan yang ketiga kalinya dilakukan pada tahun 2019. Pertama berbarengan dengan penanaman Mangrove, kedua dilaksanakan pada hari Konservasi Alam Nasional 2019. Sebagai bentuk dukungan, Perhutani KPH Tasikmalaya memberikan bantuan dengan menyediakan air mineral dan konsumsi untuk para peserta.
Sejumlah pejabat dari beberapa instansi turut terlibat diantaranya Administratur KPH Tasikmalaya Benny Suko Triatmoko, Kepala Balai Besar KSDA wilayah III Jawa Barat Ammy Nurwati, Rektor Universitas Siliwangi Rudi Priyadi, Kepala CDK wilayah VI Tasikmalaya Badrujaman, Forkopimcam Kecamatan Cipatujah, Perkumpulan Masyarakat Peduli Lingkungan Tasikmalaya, serta undangan lainnya.
Dalam penjelasannya Administratur KPH Tasikmalaya Benny Suko Triatmoko menyampaikan bahwa pelepasan tukik ini merupakan agenda yang telah dicanangkan untuk mendukung terciptanya lingkungan yang lestari di pantai Sindangkerta Cipatujah, juga sebagai upaya melestarikan penyu yang mulai punah akibat tergerus habitatnya.
“Perhutani Tasikmalaya memandang perlu untuk berperan serta dalam pelepasan penyu ini guna melestarikan hewan langka tersebut,” pungkas Benny.
Penjelasan lebih lengkap terkait manfaat Penyu dalam keseimbangan lingkungan disampaikan oleh Rektor Universitas Siliwangi Rudi Priyadi. Ia mengatakan pelepasan tukik merupakan kegiatan untuk melestarikan penyu agar tidak punah, selain itu dengan adanya penyu di lautan akan memberikan peningkatan yang luar biasa untuk keseimbangan lingkungan serta peningkatan ekonomi di sektor perikanan.
“Penyu berperan sebagai penyeimbang ekosistem di laut. Saat mengarungi lautan dengan jarak tempuh yang sangat jauh, penyu menyebar nutrisi melalui kotorannya, kotoran inilah yang menjadi pupuk atau makanan untuk hewan dan tumbuhan laut lainnya,” terangnya.
Sementara itu Kepala Balai Besar KSDA Jawa Barat, Ammy Nurwati mengatakan pihaknya akan menjaga agar lingkungan pantai dan habitat penyu tetap lestari sehingga sejalan dengan kegiatan pariwisata. Ia berharap para pengunjung pantai Sindangkerta mau ikut menjaga kelestarian dan kealamian pantai yang juga habitat penyu. (Kom-PHT/Tsk/AH)
Editor : Ywn
Copyright©2019