BANDUNG UTARA, PERHUTANI (21/10/2024) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara melaksanakan uji coba transaksi cashless Socio Forest pada hari Jumat (18/10) yang bertempat di Aula Perhutani KPH Bandung Utara.
Aplikasi Socio Forest merupakan inovasi perhutanan sosial yang dikembangkan oleh Perhutani untuk memfasilitasi transaksi hasil pertanian secara online dengan metode pembayaran non-tunai. Melalui aplikasi ini, para petani mitra Perhutani dapat dengan mudah bertransaksi langsung kepada pembeli (offtaker) tanpa harus bertemu secara langsung.
Peluncuran Aplikasi Socio Forest ditandai dengan penggelaran user acceptance testing (UAT) bersama PT Finnet Indonesia sebagai pengembang digital payment Socio Forest.
Dalam kesempatan ini, hadir Kepala Departemen Pengembangan Kemitraan Produktif Agus Mashudi dari Perhutani Kantor Pusat, Administratur KPH Bandung Utara Hendrawan Nugraha, Wakil Administratur KPH Bandung Selatan Hari Sudiana, serta Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Tani Mukti Giri Jaya Yadi, Koperasi Lembah Harapan Jaya, Koperasi Layung Lestari, Koperasi Sinar Harapan Makmur, dan Koperasi Rasagalor, serta mitra Kemitraan Kehutanan Perhutani (KKP)/Kemitraan Kehutanan Perhutani Produktif (KKPP) lainnya di Perhutani KPH Bandung Utara dan Perhutani KPH Bandung Selatan.
Agus Mashudi menyampaikan bahwa uji coba transaksi cashless Socio Forest bertujuan untuk mengetahui apakah aplikasi ini sudah dapat digunakan untuk bertransaksi. Berdasarkan hasil uji coba, transaksi produksi kopi oleh petani yang tergabung dalam Koperasi Rasagalor telah berhasil dilakukan. Ke depannya, petani yang bermitra dengan Perhutani, baik mitra KKP maupun KKPP, dapat menjual hasil produksi pertanian mereka melalui aplikasi Socio Forest.
Kelebihan aplikasi ini adalah para petani mitra Perhutani dapat menjual hasil pertanian secara online, berkonsultasi mengenai teknik budidaya, serta mengakses lembaga keuangan untuk permodalan. Mereka juga dapat berkomunikasi dengan PT Pupuk Indonesia untuk memperoleh pupuk dan sarana pertanian lainnya. Ekosistem bisnis Socio Forest melibatkan petani, pembeli, pendamping, penyuluh, jasa ekspedisi, bank, dan PT Pupuk Indonesia. Saat ini, sedang dijajaki kerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan untuk memberikan perlindungan sosial bagi petani mitra Perhutani.
“Bertransaksi melalui aplikasi Socio Forest tidak perlu ribet dan memberikan banyak keuntungan bagi petani dan pembeli, karena dapat memangkas waktu, tenaga, biaya, dan birokrasi,” ungkapnya.
“Semoga dengan adanya Socio Forest, ini menjadi wahana untuk memasarkan produk, lebih menguntungkan, serta dapat meningkatkan volume penjualan. Kami juga berharap bisa berkolaborasi dengan bank nasional, yaitu Himbara,” katanya.
Ketua LMDH Tani Mukti Giri Jaya, Yadi mengucapkan terima kasih atas hadirnya aplikasi Socio Forest ini demi kemudahan dan peningkatan volume dalam penjualan produk. Dia berharap ada kemitraan dalam permodalan. (Kom-PHT/Bdu/Dan)
Editor: EM
Copyright©2024